Bisnis.com, JAKARTA — Kekerasan terus terjadi di Suriah setalah pasukan keamanan berupaya menumpas pemberontakan yang baru muncul dari sisa-sisa pendukung Bashar al-Assad, pada Jumat (7/3/2025) kemarin.
Aksi penumpasan itu nyaris tidak terkendali. Ratusan orang tewas. Mayoritas berasal dari kelompok Alawi. Alawi adalah salah satu sekte keagamaan yang selama rezim Bashar al-Assad memegang jabatan strategis. Bashar banyak disebut sebagai penganut sekte ini.
Gambaran kengerian penumpasan itu beredar di media sosial. Pasukan keamanan yang didukung oleh sejumlah milisi berupaya membersihkan loyalis Bahsar al-Assad. Sejumlah foto eksekusi terhadap minoritas Alawi yang tidak bersenjata bahkan anak-anak banyak beredar.
Reuters melaporkan bahwa Organisasi Pemantau untuk Hak Asasi Manusia di Suriah melaporkan setidaknya lebih dari 180 orang tewas dalam dua hari kekerasan yang terjadi di wilayah pesisir barat Suriah atau daerah yang didominasi oleh Alawi.
Presiden sementara Suriah yakni Ahmed al-Sharaa dalam pernyataan pertamanya mengatakan pasukan pemerintah akan terus mengejar “sisa-sisa” pemerintahan Bashar al-Assad dan membawa mereka ke pengadilan. Di sisi lain, dia juga menegaskan siapapun yang menyerang warga sipil akan dimintai pertanggungjawaban.
“Kami akan terus mengejar sisa-sisa rezim yang telah jatuh. Kami akan membawa mereka ke pengadilan yang adil dan kami akan memastikan bahwa hanya negara yang memiliki kontrol atas senjata. Tidak ada senjata yang beredar bebas di Suriah,” katanya.
Baca Juga
Lebih lanjut, pihak berwenang Suriah menyatakan mulanya kekerasan dimulai saat kelompok yang masih setia dengan Bashar al-Assad melancarkan serangan mematikan dan terencana terhadap pasukan pemerintah pada Kamis (6/3/2025).
Kekerasan ini dinilai telah mengguncang upaya Ahmed al-Sharaa untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya. Apalagi mereka juga tengah berjuang untuk mencabut sanksi Amerika Serikat dan menghadapi tantangan keamanan yang lebih luas, terutama di barat daya, lokasi tempat pendudukan pasukan Israel.
Wilayah timur laut Suriah yang kaya akan minyak juga masih berada di luar kendali pemerintah. Wilayah ini dikuasai oleh kelompok yang dipimpin Kurdi yang didukung Amerika Serikat.
Pelanggaran Berat
Adapun, kantor berita Pemerintah Suriah, SANA mengatakan terjadi “pelanggaran” setelah kelompok pasukan tidak terorganisir menuju ke wilayah pesisir menyusul serangan terhadap personel keamanan pemerintah.
“Kami sedang bekerja untuk menghentikan pelanggaran ini,” ujar sumber tersebut.
Akibat serangan itu pula, SANA melaporkan bahwa jam malam diberlakukan pada Jumat di kota-kota pesisir Tartous dan Latakia. Pasukan keamanan juga melakukan operasi penyisiran di kedua kota tersebut.
Para aktivis Alawi mengatakan sejak Bashar al-Assad digulingkan pada Desember lalu, mereka telah mengalami kekerasan dan serangan, terutama di daerah pedesaan Homs dan Latakia.
Meski Ahmed al-Sharaa berjanji akan memimpin Suriah secara inklusif, nyatanya hingga kini belum ada pertemuan resmi antara dirinya dengan tokoh-tokoh senior Alawi.