Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Klaim Biden dan Trump usai Gencatan Senjata Hamas-Israel

Presiden AS Joe Biden dan Presiden AS terpilih beradu klaim terkait kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Donald Trump sebelum menandatangani Kesepakatan Abraham, yang menormalkan hubungan antara Israel dan beberapa negara tetangganya di Timur Tengah dalam penataan ulang strategis negara-negara Timur Tengah terhadap Iran, di Gedung Putih, AS, 15 September 2020./REUTERS
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Donald Trump sebelum menandatangani Kesepakatan Abraham, yang menormalkan hubungan antara Israel dan beberapa negara tetangganya di Timur Tengah dalam penataan ulang strategis negara-negara Timur Tengah terhadap Iran, di Gedung Putih, AS, 15 September 2020./REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump sama-sama saling mengklaim penghargaan atas kesepakatan gencatan senjata di Gaza untuk para sandera.

Dikutip melalui Reuters, dalam mengumumkan gencatan senjata, Biden mencatat bahwa kesepakatan akhir sebagian besar mencerminkan kerangka proposal yang dibuatnya sejak Mei 2024.

"Rencana ini dikembangkan dan dinegosiasikan oleh tim saya dan sebagian besar akan dilaksanakan oleh pemerintahan yang akan datang. Itulah sebabnya saya memberi tahu tim saya untuk terus memberi tahu pemerintahan yang akan datang," kata Biden dalam pidato perpisahan pada Rabu (15/1/2025) malam dari Ruang Oval.

Tak mau kalah, Trump menilai bahwa aksi ini telah dipersiapkan selama berbulan-bulan dengan dibantu oleh utusannya. Dalam sebuah posting media sosial, dengan cepat mengklaim sejumlah penghargaan atas terobosan yang terjadi setelah berbulan-bulan negosiasi yang terhenti.

Dia telah berulang kali memperingatkan akan ada "neraka yang harus dibayar" jika kesepakatan tidak dibuat pada saat dia menjabat pada Senin (20/1/2025).

"Perjanjian gencatan senjata EPIC ini hanya dapat terjadi sebagai hasil dari Kemenangan Bersejarah kami pada November, karena hal itu memberi isyarat kepada seluruh Dunia bahwa Pemerintahan saya akan mengupayakan Perdamaian dan menegosiasikan kesepakatan untuk memastikan keselamatan semua orang Amerika, dan Sekutu kita," kata Trump.

Trump telah mengirim utusan Timur Tengahnya, Steve Witkoff, untuk bergabung dalam negosiasi di Doha, dan Witkoff berada di sana selama 96 jam terakhir pembicaraan menjelang kesepakatan tersebut.

Peran Biden 

Seorang pejabat senior pemerintahan Biden, dalam sebuah pengarahan dengan wartawan, memuji Witkoff karena membantu mewujudkan kesepakatan tersebut, bekerja sama dengan utusan Biden, Brett McGurk, yang telah berada di Doha sejak 5 Januari.

Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan bahwa Biden menginginkan tim Trump terlibat karena Trump akan ditugaskan untuk melaksanakan kesepakatan gencatan senjata.

"Dalam beberapa hari terakhir ini, kami telah berbicara sebagai satu tim," kata Biden.

Biden tidak memberikan rincian di luar garis besar kesepakatan yang sudah diketahui, tetapi mengisyaratkan bahwa kesepakatan itu dapat menjadi landasan bagi negara Palestina yang merdeka bersama Israel.

"Bagi rakyat Palestina, ini adalah jalan yang kredibel menuju negara mereka sendiri. Dan bagi kawasan ini, masa depan normalisasi, integrasi Israel dan semua tetangga Arabnya, termasuk Arab Saudi," ucap Biden.

Sekadar informasi, konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun dipicu pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel.

Serangan militer Israel berikutnya di Gaza telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan setempat, sementara juga menyebabkan tuduhan genosida dan kejahatan perang yang dibantah Israel. Serangan itu telah mengungsi seluruh penduduk Gaza dan menyebabkan krisis kelaparan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper