Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Mandek, 17 Warga Tewas saat Antre Bantuan

Hamas dan Israel masih berselisih mengenai sejauh mana pasukan Israel akan ditarik dari wilayah kantong Palestina tersebut.
Seorang pria melambaikan bendera Palestina saat warga Palestina bereaksi terhadap berita kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dengan Israel, di Deir Al-Balah, Jalur Gaza tengah, 15 Januari 2025./Reuters-Ramadhan Abed
Seorang pria melambaikan bendera Palestina saat warga Palestina bereaksi terhadap berita kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dengan Israel, di Deir Al-Balah, Jalur Gaza tengah, 15 Januari 2025./Reuters-Ramadhan Abed

Bisnis.comJAKARTA — Perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Israel mengalami kebuntuan. 

Mengutip Reuters, Minggu (13/7/2025) kedua pihak masih berselisih mengenai sejauh mana pasukan Israel akan ditarik dari wilayah kantong Palestina tersebut. 

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada Reuters bahwa pembicaraan tidak langsung mengenai proposal gencatan senjata selama 60 hari yang diajukan oleh Amerika Serikat (AS) masih berlangsung sepanjang Sabtu (12/7/2025). Dengan demikian, perundingan ini telah berlangsung selama tujuh hari. 

Presiden AS Donald Trump sebelumnya juga menyampaikan harapan agar perundingan tersebut dapat menghasilkan terobosan.

Seorang sumber Palestina mengatakan, Hamas menolak peta penarikan pasukan yang diajukan Israel. Dalam peta itu, Israel disebut tetap akan menguasai sekitar 40% wilayah Gaza, termasuk seluruh bagian selatan Rafah serta sejumlah wilayah di utara dan timur Gaza.

Sementara itu, dua sumber Israel menyebut bahwa Hamas menginginkan Israel mundur ke garis yang dipertahankannya dalam gencatan senjata sebelumnya, sebelum serangan kembali dilancarkan pada Maret lalu. 

Sumber Palestina juga menyebut bahwa persoalan bantuan kemanusiaan dan jaminan penghentian perang turut menjadi kendala. Menurutnya krisis ini bisa diatasi jika AS turun tangan lebih jauh. 

Ketegangan Lainnya di Gaza

Di Gaza, petugas medis mengatakan bahwa 17 orang yang sedang mencoba mendapatkan bantuan pangan meninggal dunia pada Sabtu (12/7/2025) setelah pasukan Israel melepaskan tembakan.

Ini merupakan insiden penembakan massal terbaru yang terjadi di sekitar sistem distribusi bantuan yang didukung AS, yang menurut PBB telah menyebabkan 800 orang tewas dalam enam minggu terakhir.

Militer Israel mengatakan pasukannya hanya melepaskan tembakan peringatan dan hasil penyelidikan internal mereka tidak menemukan bukti ada korban akibat tembakan dari tentara mereka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper