Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fakta-fakta Demo Besar Los Angeles: Trump vs Gubernur California

Aksi demo di Los Angeles mencerminkan perbedaan kebijakan pemerintahan Trump dan arah politik serta nilai-nilai yang dianut negara bagian California.
Mantan Presiden AS Donald Trump saat acara kampanye di Van Andel Arena di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (20/7/2024). Bloomberg/Emily Elconin
Mantan Presiden AS Donald Trump saat acara kampanye di Van Andel Arena di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (20/7/2024). Bloomberg/Emily Elconin

Bisnis.com, JAKARTA -- Los Angeles, menjadi kota yang melakukan aksi demonstrasi besar-besaran terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump sejak dia dilantik pada Januari lalu. Mengapa demikian? 

Aksi demo di Los Angeles mencerminkan perbedaan tajam antara kebijakan pemerintahan Trump dan arah politik serta nilai-nilai yang dianut negara bagian California, yang selama ini dikenal sebagai basis kuat Partai Demokrat.

Secara nasional, Trump menang sekitar 2,5 juta suara lebih banyak dibanding Kamala Harris dari Partai Demokrat dalam pemilu November. Tapi di Los Angeles, Harris menang telak dengan perbandingan dua banding satu.

Terlebih, California juga tempat tinggal banyak tokoh penting Demokrat, seperti Kamala Harris sendiri dan mantan Ketua DPR, Nancy Pelosi.

California juga menjadi basis penting penggalangan dana bagi Partai Demokrat, baik dari kalangan elite maupun pendukung akar rumput

Adapun, sekitar 27% penduduk California juga lahir di luar negeri, yakni angka tertinggi dibanding negara bagian lain di AS. Secara keseluruhan di Negeri Paman Sam, angka ini sekitar 14%, menurut data Sensus 2024.

Masalah Lingkungan 

Tak hanya itu, terdapat permasalahan juga mengenai lingkungan. Menghadapi kualitas udara yang terus-menerus buruk, terutama di kota-kota dengan budaya berkendara yang kuat seperti Los Angeles, California telah menerapkan beberapa regulasi lingkungan paling ketat di AS. Namun, nyatanya regulasi ini banyak ditentang oleh Partai Republik. 

Adapun, salah satu rencana penting adalah penghentian penjualan kendaraan berbahan bakar bensin murni pada 2035. 

Rencana ini menjadi "pusat pertarungan" antara kepemimpinan Demokrat di California dan pemerintah federal yang dipimpin Partai Republik, apalagi karena banyak negara bagian lain mengikuti kebijakan terobosan California ini.

Pada bulan Mei, Senat yang dikuasai Partai Republik di Washington memberikan suara untuk melarang rencana tersebut, dan kini tinggal menunggu tanda tangan Trump. Menurut para pejabat industri AS, Trump diperkirakan akan menandatanganinya pekan ini.

Sedangkan pada Mei 2025, Senat yang dikuasai oleh Partai Republik memberikan suara untuk melarang rencana tersebut, dan kini tinggal menunggu tanda tangan Trump. 

Masalah Hollywood

Film dan televisi AS adalah salah satu ekspor paling terlihat dari AS, berasal dari industri berbasis di Los Angeles yang sering dipuji oleh kalangan liberal karena mendorong keberagaman. Namun hal ini dikritik oleh sebagian konservatif karena menampilkan cerita-cerita bertema LGBT.

Lebih lanjut, pada Mei, Trump sempat mengusulkan tarif terhadap film yang diproduksi di luar negeri guna melindungi industri domestik, yang disebut sedang "sekarat dengan sangat cepat.”

Namun, kala China membalas dengan menyatakan akan membatasi impor film AS, Trump menanggapi dengan candaan dengan menyebut “Saya rasa saya pernah mendengar hal yang lebih buruk dari itu.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper