Bisnis.com, JAKARTA - Kebakaran di LA sering dikaitkan dengan apa yang diperbuat AS di Gaza, Palestina.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Aaron Kirshenbaum dari Code Pink yang merupakan kelompok aktivis sayap kiri AS.
Ia menulis dalam sebuah opini bahwa kebakaran yang terjadi di LA adalah kebakaran yang ada di Gaza.
Sebab menurutnya, kedua kebakaran tersebut dianggap disebabkan oleh lembaga yang sama.
"Kebakaran di Gaza adalah kebakaran di LA. Kebakaran itu disebabkan oleh lembaga yang sama dan bisa diperbaiki melalui tindakan yang tumpang tindih. Yang pertama disengaja, dan yang terakhir adalah pantulan. Keduanya sama-sama menghancurkan, memilukan, menakutkan, dan membuat marah," tulisnya.
Bukan mitologi, tulisan ini berlatar belakang iklim yang berubah akibat "kerakusan" manusia.
Baca Juga
Dalam tulisannya, disebutkan bahwa selama beberapa dekade, kompleks industri-militer telah menghancurkan ekosistem, kota, dan negara di seluruh wilayah SWANA demi mendominasi industri minyak.
Selama 15 bulan, pengeboman AS-Israel yang dilancarkan di Gaza telah melepaskan bahan bakar fosil dalam jumlah yang sangat banyak ke atmosfer sambil meracuni tanah dengan setiap peluru.
Pengabaian lingkungan alam lokal ini berasal dari tempat yang sama dengan penanaman pohon pinus non-asli oleh Jewish National Fund di seluruh Palestina.
Bahkan menurutnya, seringkali di atas desa-desa Palestina yang diratakan dengan buldozer, dengan mengorbankan keanekaragaman hayati yang penting.
Di sisi lain, Caifornia secara iklim memang berpotensi terjadi kebakaran. Namun semestinya, hal tersebut bisa dicegah dengan mulai peduli pada alam sekitar.
Alih-alih bumi dirawat, justru dirusak sehingga menimbulkan berbagai bencana, baik itu bencana alam ataupun yang berasal dari peperangan.
Sebagaimana diketahui, kebakaran Los Angeles, Amerika Serikat diperkirakan menyebabkan kerugian hingga ribuan triliun rupiah.
Perusahaan peramal cuaca Amerika Serikat, AccuWeather memperkirakan kerusakan dan kerugian ekonomi mencapai US$ 135 miliar hingga US$ 150 miliar atau setara Rp 2.200 triliun hingga Rp 2.447 triliun.