Bisnis.com, JAKARTA — Miliarder Gautam Adani, yang dikenal luas melalui kerajaan bisnisnya dari pelabuhan hingga energi, kini tengah mengubah lanskap properti India melalui ekspansi ambisius namun relatif senyap di sektor real estat.
Melansir Bloomberg pada Sabtu (26/7/2025) Adani Realty — unit properti milik Grup Adani — telah tumbuh menjadi salah satu pengembang properti terbesar di India, dengan valuasi mencapai sekitar US$1,5 miliar menurut Bloomberg Billionaires Index. Valuasi ini menjadi yang pertama kali tercatat bagi Adani Realty.
Strategi ekspansi perusahaan dilakukan melalui dua jalur utama: mengakuisisi aset properti bermasalah dan mengamankan proyek-proyek redevelopment pemerintah yang bernilai tinggi.
Salah satu proyek paling ambisius Adani saat ini adalah redevelopment kawasan Dharavi — kawasan permukiman kumuh terbesar di India dan simbol tantangan perumahan perkotaan di negara tersebut.
Pada 2022, Adani memenangkan lelang besar untuk merevitalisasi 151 hektare dari total 641 hektare wilayah Dharavi, dengan tujuan merelokasi lebih dari 1 juta penduduk dan memodernisasi kawasan itu.
Proyek ini diperkirakan memerlukan investasi sebesar US$11 miliar selama tujuh tahun dan berpotensi menghasilkan pendapatan hingga US$14 miliar dari bagian komersialnya, menurut presentasi pemerintah negara bagian yang dilihat Bloomberg.
Baca Juga
"Ini adalah peluang untuk membayangkan ulang kehidupan kota yang inklusif dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Pranav Adani, Direktur Pelaksana Adani Realty sekaligus keponakan Gautam Adani.
Melalui skema masterplan Dharavi, proyek akan dijalankan oleh Navbharat Mega Developers Pvt., perusahaan patungan yang dimiliki 80% oleh Adani dan sisanya oleh pemerintah negara bagian Maharashtra.
Jika proyek berjalan sesuai rencana, Adani diperkirakan dapat mengantongi laba bersih hingga US$3 miliar, belum termasuk biaya perizinan, bunga, inflasi, dan pengeluaran lainnya.
Namun, proyek ini tidak lepas dari tantangan besar, mulai dari relokasi ribuan keluarga, persoalan tumpang tindih hak kepemilikan tanah, hingga birokrasi hukum dan politik Mumbai yang kompleks.
“Dari luar, proyek ini terlihat sangat menguntungkan bagi Adani, tetapi realitasnya ini adalah proyek dengan biaya tinggi dan risiko tinggi,” kata Pankaj Kapoor dari firma riset properti Liases Foras.
Meski demikian, proyek Dharavi dapat membantu Adani memulihkan citra perusahaan setelah sempat diguncang serangan dari short-seller Hindenburg Research pada 2023 yang menuduh praktik manipulasi korporasi — klaim yang dibantah Adani.
Sejak saat itu, grup ini gencar menekankan narasi eksekusi dan penyampaian, dengan proyek Dharavi diposisikan sebagai proyek warisan nasional.
Selain Dharavi, Adani Realty juga aktif membangun lebih dari selusin proyek di Mumbai, banyak di antaranya merupakan revitalisasi proyek-proyek mangkrak atau pengembang bangkrut yang diakuisisi dengan harga diskon.
Pada 2023, Adani mengakuisisi Radius Estates yang bangkrut hanya dengan US$9 juta, dan menghidupkan kembali proyek mewah Ten BKC senilai US$530 juta di kawasan Bandra Kurla Complex.
Perusahaan juga mengamankan proyek pemerintah senilai miliaran dolar, termasuk proyek perumahan senilai US$4,1 miliar di utara Mumbai dan kompleks residensial-komersial senilai US$3 miliar di kawasan elite Bandra West. Adani Realty juga tengah mengembangkan kawasan komersial di sekitar bandara Mumbai untuk perkantoran, hotel, dan pusat hiburan.
Adani pun menjadi kandidat terdepan dalam mengakuisisi Jaiprakash Associates Ltd., sebagai bagian dari strategi memperluas jejak di sektor properti. Menurut Pranav Adani, grup ini masih mengevaluasi opsi strategis untuk Adani Realty, meskipun belum ada rencana untuk melantai di bursa (IPO).