Bisnis.com, JAKARTA - Pemberontakan terjadi di Suriah menyebabkan Presiden Bashar al-Assad dilaporkan meninggalkan Damaskus pada Minggu (8/12/2024).
Kepergian Al-Assad menjadi tanda tumbangnya rezim berkuasa selama puluhan tahun. Para pemberontak bahwan menduduki istana kepresidenan hingga menghancurkan patung-patung milik Presiden Al-Assad.
Melansir Reuters, dua perwira tinggi militer Suriah menyebut Assad terbang keluar Damaskus menuju destinasi yang belum diketahui. Para pemberontak pun menyatakan kota tersebut "bebas dari Tiran Bashar al-Assad".
Selama berkuasa, Assad menikmati dukungan persenjataan dari Rusia dan Iran guna mengalahkan pemberontak selama bertahun-tahun terjadinya perang saudara. Namun Assad tak pernah mengalahkan mereka sepenuhnya.
Kronologi Tumbangnya Rezim Bassar Al-Assad
Tumbangnya rezim Al-Assad dimulai dari pemberontakan kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang telah memusuhi pemerintah selama bertahun-tahun.
Kelompok ini ingin presiden berhenti berkuasa karena telah menciptakan perang saudara yang menyebabkan ratusan kematian.
Baca Juga
HTS melakukan serangkaian serangan dalam waktu kurang dari dua minggu. Mereka berhasil membuat pemerintah goyang karena titik vital pemerintahkan telah direbut.
Serangan pertama HTS dimulai di Aleppo pada 27 November 2024. Kemudian pada 3 Desember, HTS mulai mengepung dan menguasai Hama.
Pada 7 November, kelompok pemberontak tersebut mulai memasuki Homs dan merebut Damaskus hingga berhasil masuk ke gedung-gedung pemerintahan.
Pernyataan Hayat Tahrir al-Sham
Hayat Tahrir al-Sham atau HTS mengatakan apa yang mereka perbuat adalah sejarah kemenangan besar bagi Suriah.
"Kemenangan ini, saudara-saudaraku, bersejarah bagi kawasan ini," kata pemimpin HTS Abu Mohammed al-Jolani, atau yang dikenal sebagai Ahmed al-Sharaa, dalam sebuah pidato.
Ia pun menuturkan bahwa pemberontakan ini menjadi kemenangan bagi seluruh negara Islam.
"Hari ini, Suriah sedang dimurnikan... kemenangan ini lahir dari orang-orang yang telah mendekam di penjara, dan para mujahidin (pejuang) telah memutuskan rantai mereka," lanjutnya.
Ditegaskannya bahwa Suriah di bawah Assad telah menjadi tempat bagi "ambisi Iran, tempat sektarianisme merajalela," mengacu pada sekutu Assad, Iran, dan proksi Lebanonnya, Hizbullah. Saat ia memasuki masjid, kerumunan terlihat menyemangatinya dan meneriakkan dengan kata "Allahu akbar (Tuhan Maha Besar)", merujuk video yang tersebar secara daring.
Adapun diketahui, HTS beraliran Islam Sunni. Sementara kelompok pemerintahan Bahar al-Assad adalah kelompok Syiah.