Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tray Nampan MBG Mengandung Minyak Babi, Istana Angkat Bicara

Istana menanggapi isu nampan MBG mengandung minyak babi dengan menyerahkan uji laboratorium. Pemerintah belum menemukan bukti, masyarakat diminta tidak terprovokasi.
Pekerja menyiapkan menu makanan sebelum didistribusikan ke sekolah, di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Kebayunan, Depok, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). Badan Gizi Nasional (BGN) mengoperasikan 190 SPPG atau dapur untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). -JIBI/Bisnis/Arief Hermawan
Pekerja menyiapkan menu makanan sebelum didistribusikan ke sekolah, di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Kebayunan, Depok, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). Badan Gizi Nasional (BGN) mengoperasikan 190 SPPG atau dapur untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). -JIBI/Bisnis/Arief Hermawan

Bisnis.com, JAKARTA – Tray atau nampan minyak babi program makan bergizi gratis (MBG) mengandung minyak babi. Istana Kepresiden merespon isu ini yang menimbulkan polemik di media sosial.

Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menegaskan pemerintah akan menyerahkan sepenuhnya pada uji laboratorium terkait isu yang beredar mengenai dugaan kandungan minyak babi pada nampan yang digunakan untuk kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dalam konferensi pers di Gedung Kwartir Nasional (Kwarnas), Gambir, Jakarta, Selasa (26/8/2025), Hasan mengatakan bahwa informasi semacam itu tidak bisa ditelan mentah-mentah, melainkan harus dibuktikan secara ilmiah.

“Kalau pembuktian misalnya soal nampan itu kan nanti bisa diuji. Nampannya begitu sampai di sini bisa diuji di BPOM, bisa diuji di laboratorium independen. Benar nggak begitu dia?” kata Hasan kepada wartawan.

Lebih lanjut, dia menegaskan, sejauh ini pemerintah belum menemukan bukti adanya kecurigaan tersebut. Namun, Hasan menambahkan, apabila masyarakat masih memiliki kekhawatiran, maka jalur resmi pengujian terbuka dilakukan.

“Kalau memang ada kekhawatiran soal itu, kita uji saja. Bisa diuji di BPOM, kita bisa uji kok. Tadi saya sudah ketemu dengan Kepala BPOM,” jelasnya.

Hasan juga mengingatkan agar publik tidak mudah terprovokasi isu-isu sensitif, terutama yang menyangkut pangan dan kehalalan, tanpa adanya pemeriksaan resmi.

“Itu pentingnya kita tidak gampang termakan isu yang sensitif, dan itu kan perlu diperiksa,” tegasnya.

Sekadar informasi, isu tersebut menjadi pembahasan usai Indonesia Business Post merilis laporan investigasi dari wilayah Chaoshan, Provinsi Guangdong, China.

Dalam laporan tersebut tertuang bahwa terdapat sekitar 30—40 pabrik yang memproduksi ompreng makanan untuk pasar global, termasuk yang diduga digunakan dalam program MBG di Indonesia.

Tak hanya itu, laporan tersebut juga menyinggung dugaan pemalsuan label "Made in Indonesia" dan logo SNI pada ompreng yang diproduksi di China. Penggunaan bahan tipe 201 yang diduga mengandung mangan tinggi sehingga tidak cocok untuk makanan asam, serta indikasi pemakaian minyak babi atau lard dalam proses produksi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro