BISNIS.COM, JAKARTA—Pemerintah Rusia menyanggah kabar bahwa pengiriman peluru anti-pesawat udara Rusia untuk Suriah akan mengobarkan perang saudara di negara itu, seperti wacana yang dituduhkan oleh pejabat militer Amerika Serikat.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin, menekankan pengiriman peluru maupun peluru kendali (rudal) tersebut hanya bermotif ekonomi dari perjanjian yang telah dibuat sebelumnya antara Rusia dan Suriah.
Dia menegaskan tuduhan yang dilontarkan oleh pejabat AS itu tidak beralasan. Sebaliknya, Rusia tengah berupaya membantu penciptaan perdamaian di Suriah atas konflik perang sipil yang berlangsung selama lebih dari 2 tahun itu.
Bahkan, Rusia dengan giat segera menggelar konferensi internasional untuk perdamaian Suriah dengan melibatkan partisipasi sejumlah negara lain pada sekitar 10-15 Juni mendatang.
“Apa yang dikatakan oleh pejabat AS itu [pengiriman rudal Rusia akan mengobarkan perang saudara di Suriah] tidak benar. Itu pernyataan bohong,” tegasnya di wisma Duta Rusia, di Jakarta, Selasa (21/5/2013).
Sebelumnya, Suriah disebut-sebut mendapatkan rudal tersebut berjenis S-300 dari Rusia serta dilengkapi oleh radar yang canggih. Dia juga mengakui kedua negara tersebut memiliki kerja sama hubungan ekonomi yang intensif.
Selain itu, Galuzin mengungkapkan isu konflik perpecahan yang seringkali muncul di kawasan Timur Tengah, khususnya Suriah, itu disebabkan karena pemerintahan resmi yang gampang digulingkan oleh rakyat.