Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menegaskan bahwa Indonesia tidak melakukan negosiasi dengan Israel mengenai penampungan warga Gaza.
Pernyataan tersebut seiring adanya pemberitaan media asing yang menyebut Israel tengah melobi Amerika Serikat (AS) untuk meyakinkan sejumlah negara untuk menampung warga Gaza.
Saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025), Sugiono memastikan bahwa Indonesia tidak pernah memiliki hubungan diplomasi maupun bernegosiasi dengan Israel. Dia mengaku tidak tahu apabila ada perundingan yang dilakukan Israel dengan negara-negara lain.
"Enggak tahu kalau mereka yang melakukannya [perundingan] sama siapa? Tapi kita enggak [bernegosiasi dengan Israel]," katanya, dikutip Sabtu (16/8/2025).
Adapun, mengenai rencana pemerintah untuk memberikan bantuan pengobatan bagi sekitar 2.000 warga Gaza di Pulau Galang, Sugiono memastikan itu adalah niat baik pemerintah. Hal itu, katanya, pertama kali disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto saat berkunjung ke Yordania pada April 2025 lalu.
Prabowo, terangnya, mengatakan bakal membantu menyembuhkan warga Gaza yang membutuhkan pengobatan akibat serangan militer Israel yang diketahui telah berlangsung sejak akhir 2023 lalu.
Baca Juga
"Jadi yang ingin saya sampaikan adalah bahwa ini adalah upaya kemanusiaan kita," tutur Sekjen Partai Gerindra itu.
Sebelumnya, pada 7 Juli 2025, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi mengungkap bahwa Indonesia sedang mengusahakan gencatan senjata dan mengirimkan pasukan perdamaian.
Hasan mengulang pernyataan Presiden Prabowo bahwa Indonesia siap mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza, termasuk juga bantuan kemanusiaan. Sebanyak dua buah pesawat Hercules disebut bakal terlibat dalam operasi penerjunan bantuan lewat udara atau airdrop.
Di samping itu, dia turut mengungkap Prabowo memberikan arahan untuk bantuan pengobatan 2.000 warga Gaza yang menjadi korban dari serangan militer Israel.
"Yang luka-luka, yang mengalami mungkin kena bom, kena reruntuhan, dan segala macam, dan rencananya disiapkan pusat pengobatannya nanti di Pulau Galang. Karena di Pulau Galang terdapat fasilitas rumah sakit, termasuk juga fasilitas-fasilitas pendukung lainnya yang bisa untuk mengobati sekitar 2.000 warga Gaza" tuturnya.