Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Konflik dengan Israel, Iran Ingin Keluar dari Perjanjian Pelucutan Senjata Nuklir

Iran akan keluar dari Perjanjian Proliferasi Senjata Nuklir dengan tetap menekankan bahwa tidak akan mengembangkan senjata nuklir.
Ilustrasi nuklir. / livescience
Ilustrasi nuklir. / livescience

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Iran mengungkapkan bahwa parlemen sedang menyiapkan rancangan undang-undang untuk keluar dari Perjanjian Proliferasi Senjata Nuklir atau Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT), meskipun tetap menegaskan bahwa Iran tidak berniat mengembangkan senjata nuklir.

“Sehubungan dengan perkembangan terbaru, kami akan mengambil keputusan yang sesuai. Pemerintah harus melaksanakan undang-undang yang disahkan parlemen, tetapi saat ini proposal tersebut masih dalam tahap penyusunan, dan kami akan berkoordinasi lebih lanjut dengan parlemen,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, dikutip dari Reuters pada Selasa (17/6/2025).

NPT, yang telah diratifikasi Iran sejak 1970, memberikan hak bagi negara-negara untuk mengembangkan tenaga nuklir sipil, dengan syarat mereka tidak mengembangkan senjata nuklir serta bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Ketegangan meningkat setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran pekan lalu, dengan alasan bahwa Teheran berada di ambang pengembangan bom nuklir.

Namun, Iran kembali menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai. IAEA sendiri menyatakan pekan lalu bahwa Iran melanggar kewajiban yang diatur dalam NPT.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, juga menegaskan kembali bahwa senjata nuklir bertentangan dengan fatwa agama yang dikeluarkan oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Media pemerintah Iran melaporkan bahwa belum ada keputusan final dari parlemen terkait keluarnya Iran dari NPT. Salah satu anggota parlemen menyatakan bahwa proposal tersebut masih berada pada tahap awal proses legislasi.

Baghaei menambahkan bahwa serangan Israel merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi keputusan strategis negara. Ia juga menyoroti bahwa serangan tersebut terjadi setelah IAEA mengeluarkan resolusi yang menurutnya justru membuka jalan bagi agresi Israel.

“Negara-negara yang mendukung resolusi itu telah memberi jalan bagi terjadinya serangan,” ujarnya.

Sebagai catatan, Israel sendiri bukan anggota NPT dan diyakini secara luas oleh negara-negara kawasan sebagai satu-satunya pihak yang memiliki senjata nuklir, meskipun Tel Aviv tidak pernah mengonfirmasi maupun membantahnya secara resmi.

“Rezim Zionis adalah satu-satunya pihak yang memiliki senjata pemusnah massal di kawasan,” tegas Baghaei.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper