Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Badan Gizi Nasional Sudah Habiskan APBN Rp8,2 Triliun, Fokus MBG

Badan Gizi Nasional telah menggunakan Rp8,2 triliun dari APBN 2025 untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), memicu ekonomi daerah hingga Rp28 triliun.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana memberikan pemaparan bersama dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025 di Jakarta, Selasa (5/8/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana memberikan pemaparan bersama dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025 di Jakarta, Selasa (5/8/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Ringkasan Berita
  • Badan Gizi Nasional telah merealisasikan anggaran sebesar Rp8,2 triliun dari APBN 2025 untuk mendukung program strategis, termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG).
  • Program MBG memicu perputaran ekonomi daerah hingga Rp28 triliun, dengan 5.103 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) beroperasi di seluruh Indonesia.
  • Pembangunan fasilitas SPPG dilakukan sepenuhnya oleh mitra, menciptakan efek berganda bagi ekonomi daerah tanpa menggunakan dana APBN.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan bahwa realisasi anggaran lembaganya hingga saat ini telah mencapai Rp8,2 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

“Sampai sekarang Rp8,2 triliun,” ujar Dadan kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (12/8/2025) malam.

Dadan memproyeksikan realisasi anggaran BGN akan terus meningkat hingga akhir bulan ini, seiring percepatan program dan penyaluran pembiayaan. 

Anggaran tersebut digunakan untuk mendukung program strategis BGN, termasuk percepatan implementasi Makan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh wilayah Indonesia. 

“Dari APBN, kami perkirakan sih kurang lebih sekitar antara Rp10 sampai Rp11 triliun,” tandas Dadan.

Dadan menekankan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) memicu perputaran ekonomi daerah hingga Rp28 triliun.

Dadan mengungkapkan, hingga saat ini sudah ada 5.103 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di seluruh Indonesia, mencakup 38 provinsi, 502 kabupaten, dan 4.770 kecamatan. Selain itu, 14.000 SPPG lainnya tengah dipersiapkan melalui kerja sama dengan swasta.

“Seluruhnya dibangun melalui kemitraan berbagai pihak, termasuk TNI AD, Polri, BIN, NU, Muhammadiyah, Kadin, APJI, dan lainnya. Satu SPPG membutuhkan biaya pembangunan antara Rp1,5 hingga Rp2 miliar,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (12/8/2025) malam.

Dia menekankan bahwa yang menjadi salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto tidak hanya berdampak pada peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga memicu perputaran ekonomi daerah hingga triliunan rupiah di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

“Total uang yang sudah beredar di masyarakat dari pembangunan ini mencapai hampir Rp28 triliun, dan itu murni dana mitra, bukan APBN,” katanya.

Lebih lanjut, Dadan menjelaskan, dana APBN yang terserap untuk MBG baru sekitar Rp8,2 triliun dan difokuskan untuk intervensi gizi. Sementara pembangunan fasilitas SPPG dilakukan sepenuhnya oleh mitra. Hal ini menciptakan efek berganda bagi ekonomi daerah, termasuk peningkatan permintaan bahan bangunan dan jasa konstruksi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro