Bisnis.com, JAKARTA - AS langsung mengambil tindakan dengan menyerang basis organisasi ISIS di Suriah setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad.
Dilansir dari Reuters, Angkatan Udara AS melancarkan puluhan serangan udara terhadap para pemimpin, pejuang, dan kamp ISIS di Suriah tengah pada Senin, 9 Desember 2024 waktu setempat.
Kabar tersebut kali pertama disampaikan oleh Komando Pusat AS (CENTCOM). Berbagai pesawat tempur dikerahkan oleh AS dan menjatuhkan sekitar 140 amunisi ke lebih dari 75 target milik ISIS.
Bukan tanpa alasan AS melakukan tindakan tersebut. Laporan menyebut jika AS berupaya mencegah militan ISIS mengeksploitasi situasi kacau di Suriah setelah Assad melarikan diri dari negara itu.
CENTCOM mengatakan jika saat ini pihaknya sedang melakukan penilaian kerusakan setelah serangan tersebut.
Serangan disebut melibatkan pesawat tempur termasuk Boeing B-52 Stratofortress dan McDonnell Douglas F-15 Eagle, tetapi tidak ada indikasi korban sipil.
Baca Juga
"Tidak ada keraguan, kami tidak akan membiarkan ISIS bangkit kembali dan mengambil keuntungan dari situasi terkini di Suriah," kata Komandan CENTCOM Jenderal Michael Erik Kurilla dalam sebuah pernyataan.
Pentagon mengatakan serangan itu adalah serangan udara presisi dan tidak yakin ada korban sipil. Militer AS masih melakukan penilaian kerusakan akibat pertempuran, menurut Komando Pusat AS.
“Semua organisasi di Suriah harus tahu bahwa kami akan meminta pertanggungjawaban mereka jika mereka bermitra dengan atau mendukung ISIS dengan cara apa pun," ia menambahkan.
Komentar Joe Biden
Dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih, Biden mengatakan bahwa jatuhnya al-Assad di tangan kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) merupakan kesempatan bagi rakyat Suriah yang telah lama menderita untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi negara mereka.
"Ini juga merupakan momen penuh risiko dan ketidakpastian. Saat kita semua beralih ke pertanyaan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, Amerika Serikat akan bekerja sama dengan mitra dan pemangku kepentingan di Suriah untuk membantu mereka memanfaatkan peluang guna mengelola risiko," kata Biden.
Biden mengatakan kehancuran Assad bisa disebabkan oleh berbagai kemungkinan, salah satunya oleh menurunnya dukungan terhadap pemerintahannya dari Rusia, Iran, dan Hizbullah.
"Selama bertahun-tahun, pendukung utama Assad adalah Iran, Hizbullah, dan Rusia. Namun selama seminggu terakhir, dukungan mereka runtuh karena ketiganya jauh lebih lemah saat ini dibandingkan saat saya menjabat," kata Biden.