Bisnis.com, JAKARTA - Pemilik kontraktor militer privat Wagner Group, Yevgeny Progozhin memimpin pasukan bayarannya masuk ke kota Rusia Rostov-on-Don pada hari ini, Sabtu (24/6/2023), sambil melakukan pemberontakan bersenjata untuk menjatuhkan Menteri Pertahanan Rusia.
Melansir ABC News, Prigozhin menuduh Menteri Perhatanan Serger Shoigu telah memerintahkan serangan roket terhadap kamp perang Wagner di Ukraina, yang menewaskan 2.000 prajuritnya.
Prigozhin mengatakan pasukannya akan menghukum Shoigu dan mengimbau pasukan Rusia untuk tidak melakukan perlawanan, sambil mengancam akan menghancurkan siapapun yang mencoba menghentikan mereka.
"Mereka yang menghancurkan anak buah kami, yang menghancurkan kehidupan puluhan ribu prajurit Rusia, akan dihukum. Saya meminta agar tidak ada yang melakukan perlawanan," kata Prigozhin dalam rekaman.
Kementerian Pertahanan Rusia membantah melakukan serangan roket tersebut. Para jenderal Rusia menuduh Progozhin mengatur kudeta.
Lantas siapakah Prigozhin yang kerap disebut Koki Putin?
Prigozhin memulai karirnya sebagai penjahat kecil. Dia dihukum karena perampokan dan penyerangan pada tahun 1981 dan menjalani 12 tahun di penjara.
Baca Juga
Setelah bebas, Prigozhin membuka sebuah restoran di St. Petersburg pada tahun 1990-an, di mana ia berteman dengan Wakil Walikota saat itu dan Presiden Rusia masa depan, Vladimir Putin.
Dia menggunakan hubungannya dengan Putin untuk mendapatkan kontrak pelayanan makanan pemerintah yang menguntungkan dan menyajikan makanan di Kremlin, sehingga mendapat julukan 'Koki Putin'.
Prigozhin kemudian meluaskan usahanya ke media, dan didakwa di Amerika Serikat karena campur tangan dalam pemilihan presiden 2016 melalui 'pabrik troll' yang terkenal miliknya.
Prigozhin mengkonfirmasi pada bulan Januari bahwa dia adalah pendiri, pemimpin, dan pendana Wagner.
Profil Grup Wagner
Wagner pertama kali terlibat dalam konflik separatis di wilayah Donbas, Ukraina, pada 2014 setelah Rusia menganeksasi Krimea. Rusia dapat membantah mengirimkan personel atau persediaan militer, dengan menyewa pejuang kontrak swasta untuk melakukan tugas kotor mereka.
Wagner dengan cepat mendapatkan reputasi kekejamannya di seluruh dunia.
Pada Januari, Wakil Sekretaris Negara Amerika Serikat, Victoria Nuland, melaporkan bahwa Prigozhin menggunakan posisinya untuk mendapatkan kontrak pertambangan yang kemudian digunakan untuk membiayai perang di Ukraina.
Wagner mengambil peran penting dalam perang di Ukraina, setelah Rusia menderita kerugian dan kemunduran dalam melawan pasukan Ukraina, yang didukung oleh sekutu-sekutu Barat.
Prigozhin melakukan tur ke penjara-penjara Rusia untuk merekrut pejuang-pejuang Wagner. Dia menawarkan pengampunan atas kejahatan mereka, jika mereka setuju untuk mengabdi selama setengah bulan di garis depan Ukraina.
Pada Mei, Prigozhin mengklaim dalam sebuah wawancara bahwa dia merekrut 50.000 pejuang. Sekitar 10.000 di antaranya tewas selama penaklukan yang melelahkan dan berdarah di kota Bakhmut.
Hampir setengah dari 20.000 tentara Rusia yang tewas di Ukraina sejak Desember adalah pasukan Wagner di Bakhmut. AS memperkirakan Wagner memiliki sekitar 50.000 personel yang berperang di Ukraina, termasuk 10.000 kontraktor dan 40.000 narapidana.
Menurut pejabat AS, Wagner Group menghabiskan sekitar US$100 juta per bulan dalam perang di Ukraina.
Dengan pemilihan presiden Rusia yang akan datang pada 2024, banyak pihak berspekulasi Prigozhin akan menjadi pengganti Putin jika Putin memilih untuk tidak mencalonkan dirinya kembali.