Bisnis.com, JAKARTA – Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pendudukan Israel di Gaza, Palestina telah melewati batas-batas kemanusiaan.
Melalui akun media sosial pribadinya, @SBYudhoyono, SBY menyoroti sejumlah isu internasional yang menurutnya patut mendapat perhatian lebih serius dari komunitas global, terutama tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza, Palestina.
Dia menyebut serangan Israel ke Gaza telah melewati batas-batas kemanusiaan. Sehingga dirinya menyambut baik seruan dari negara-negara besar seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia yang semuanya merupakan anggota G7 untuk menghentikan perang dan penderitaan ekstrem yang terjadi.
“Meskipun hal begini sudah sangat terlambat, tetapi tetap ada baiknya,” ujarnya, Sabtu (26/7/2025).
Meski demikian, SBY menilai seruan semata tidaklah cukup. Ia mendesak negara-negara besar untuk mengambil langkah konkret, terutama lewat jalur diplomatik dalam forum-forum resmi seperti Sidang Umum PBB yang dijadwalkan berlangsung pada September 2025 di New York.
“Diplomasi dan langkah-langkah serius mesti dilakukan. Sidang Umum PBB dapat dijadikan forum bagi pengakhiran perang dan tragedi kemanusiaan di Gaza,” katanya.
Baca Juga
SBY menggambarkan kontrasnya kondisi antara masyarakat dunia yang hanya menjadi penonton konflik dari layar, dengan masyarakat Gaza yang hidup dalam kekurangan dan ketakutan.
“Mungkin yang menonton drama kehidupan di Gaza tersebut dalam keadaan nyaman. Sementara yang ditonton adalah mereka-mereka yang untuk makan dan minum pun sebagian tidak bisa, serta dalam ancaman keselamatan jiwanya,” tutur SBY.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa komunitas global tidak bisa terus berdiam diri. Dalam cuitannya, SBY mengajak masyarakat dunia untuk menunjukkan kepedulian sekaligus mendorong para pemimpin dunia untuk bertindak nyata demi menghentikan krisis kemanusiaan yang terjadi.
“Kita semua terpanggil untuk do something bagi pengakhiran perang dan tragedi kemanusiaan yang tiada tara di Gaza tersebut,” tegas SBY.
Pernyataan ini menambah tekanan moral kepada komunitas internasional, menjelang sejumlah agenda diplomatik besar yang akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.