Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Ancam Sanksi Berat Jika Putin Tolak Gencatan Senjata dengan Ukraina

Trump mencancam akan memberikan sanksi berat kepada Rusia jika Putin menolak gencatan senjata dengan Ukraina pada pertemuan di Alaska.
Presiden AS Donald Trump berpidato dalam penandatanganan perintah eksekutif di Ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, DC, AS, Kamis, 31 Juli 2025./Bloomberg-Eric Lee
Presiden AS Donald Trump berpidato dalam penandatanganan perintah eksekutif di Ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, DC, AS, Kamis, 31 Juli 2025./Bloomberg-Eric Lee

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi berat jika Presiden Rusia Vladimir Putin menolak gencatan senjata pada pertemuan akhir pekan ini di Alaska.

Melansir Bloomberg pada Kamis (14/8/2025), peringatan tersebut disampaikan setelah Trump melakukan panggilan telepon dengan para pemimpin Eropa menjelang pertemuannya dengan Putin. Trump memperingatkan akan menjatuhkan konsekuensi yang sangat berat jika Putin tidak menyetujui perjanjian gencatan senjata pada akhir pekan ini. 

Trump juga mengungkapkan harapannya untuk memanfaatkan pertemuan Jumat mendatang guna mempersiapkan pertemuan kedua yang cepat dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, setelah mendapat desakan dari sekutu agar mendorong terciptanya KTT tersebut.

“Ada peluang sangat besar bahwa kita akan menggelar pertemuan kedua yang lebih produktif daripada yang pertama,” ujar Trump di Kennedy Center.

Trump juga menambahkan bahwa dia sedang melakukan persiapan yang diperlukan untuk pertemuan kedua.

Dalam panggilan yang berlangsung sekitar satu jam itu, Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance bergabung dengan para pemimpin Eropa termasuk dari Jerman, Prancis, Polandia, Italia, Zelenskiy, dan Sekjen NATO Mark Rutte. 

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut pembicaraan itu sangat baik dan memperkuat posisi bersama untuk Ukraina.

Trump menggambarkan panggilan tersebut sebagai “nilai 10” dan berjanji memberi pengarahan kepada Zelenskiy dan para pemimpin Eropa segera setelah pertemuannya. Dia juga menegaskan siap membatalkan pertemuan lanjutan jika merasa Putin tidak tulus.

Pernyataan tersebut menunjukkan Trump berusaha meredam ekspektasi tercapainya kesepakatan damai penuh dari pertemuan puncak di Anchorage, Alaska, sekaligus merespons kekhawatiran mitra Eropa yang mendesaknya memprioritaskan dialog langsung antara Putin dan Zelenskiy.

Sejumlah pihak skeptis menilai Trump berpotensi menyetujui usulan perdamaian Putin yang merugikan Ukraina, terutama karena dia pernah menyebut kesepakatan akhir bisa mencakup pertukaran wilayah. 

Namun, Trump meyakinkan para pemimpin dalam panggilan itu bahwa dia tidak akan bernegosiasi soal wilayah dan akan mendorong Putin bertemu dengan Zelenskiy.

Trump kembali menegaskan klaim publiknya bahwa dia akan segera mengetahui keseriusan Putin dalam perundingan, serta menyatakan AS siap memberikan dukungan terhadap jaminan keamanan tertentu untuk Kyiv, meski tidak berupa keanggotaan penuh NATO.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menuturkan bahwa setiap keputusan mengenai kemungkinan konsesi wilayah sepenuhnya berada di tangan Ukraina. 

“Trump sangat jelas bahwa AS ingin memperoleh gencatan senjata pada pertemuan di Alaska ini,” kata Macron di Bregancon, Prancis.

Turki disebut sebagai salah satu lokasi potensial untuk KTT trilateral Trump-Putin-Zelenskiy jika rencana itu terwujud. Kanselir Jerman Friedrich Merz menekankan bahwa Ukraina harus dilibatkan dalam setiap keputusan, sementara Moskow dilaporkan menuntut Kyiv menyerahkan seluruh wilayah Donbas timur dan Crimea sebagai syarat gencatan senjata.

Presiden Zelenskiy menegaskan tidak akan menyerahkan Donbas dan menuduh Kremlin bisa memanfaatkannya sebagai titik awal ofensif di masa depan. Negara-negara Eropa pun menolak mengakui wilayah yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia.

Dia menekankan, pembicaraan tersebut sepakat adanya jaminan keamanan, dan sanksi tambahan — baik dari AS maupun Eropa — diperlukan jika Rusia menolak gencatan senjata di Alaska.

Kyiv dan sekutunya mendorong gencatan senjata di garis depan saat ini sebagai langkah awal menuju perundingan formal, serta menuntut jaminan keamanan kuat agar kesepakatan dapat bertahan.

Merz menambahkan, jika tidak ada kemajuan dari pihak Rusia di Alaska, AS dan Eropa harus meningkatkan tekanan. 

Adapun, Trump belum memberlakukan sanksi langsung terhadap Moskow, tetapi pekan lalu menggandakan tarif barang India menjadi 50% sebagai respons atas pembelian minyak Rusia oleh negara tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro