Bisnis.com, JAKARTA — Tarif impor tembaga 50% yang dijanjikan oleh Presiden AS Donald Trump dikabarkan akan mencakup semua logam tembaga yang telah diolah.
Melansir dari Bloomberg, Sabtu (12/7/2025), menurut sumber yang tidak disebutkan namanya, tarif 50% tersebut termasuk produk olahan dari tembaga.
Di mana tembaga olahan merupakan kategori terbesar dari logam yang diimpor oleh AS, dan memasukkannya dalam daftar tarif akan memiliki dampak luas. Logam ini vital untuk jaringan listrik, konstruksi, industri otomotif, dan elektronik konsumen. Di samping itu, produk setengah jadi juga akan dikenakan tarif.
Menurut seorang pejabat Gedung Putih, langkah tarif tersebut belum diformalkan dan tidak boleh dianggap final hingga diumumkan oleh Trump.
Hanya beberapa jam setelah Trump secara tak terduga mengumumkan tarif tembaga 50% pada Selasa, Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih bertemu dengan perwakilan industri yang meminta presiden untuk tidak memasukkan pembatasan ekspor limbah tembaga, menurut sumber tersebut.
AS merupakan salah satu produsen limbah logam terbesar di dunia, yang produksinya melebihi konsumsi domestik setiap tahun. Limbah logam tambahan diekspor ke luar negeri.
Baca Juga
Perusahaan logam terkemuka termasuk penambang Rio Tinto Group, produsen Southwire Co., dan pedagang Trafigura Group telah meminta Gedung Putih untuk membatasi ekspor bijih dan limbah logam daripada memberlakukan tarif impor.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif tembaga dari luar negeri yang masuk ke pasar AS dikenakan tarif impor 50%. Kebijakan ini berlaku mulai 1 Agustus 2025.
Trump melalui akun Truth Social miliknya @realDonaldTrump, Kamis (10/7/2025) mengatakan bahwa keputusan tarif tinggi untuk produk tembaga tersebut berdasarkan pertimbangan keamanan nasional.
"Tembaga diperlukan untuk semikonduktor, pesawat terbang, kapal, amunisi, pusat data, baterai litium-ion, sistem radar, sistem pertahanan rudal, dan bahkan senjata hipersonik, yang sedang banyak kami bangun," tulis Trump dalam unggahan di Truth Social.
Trump mengatakan dia menerapkan tarif 50% untuk tembaga dengan harapan dapat meningkatkan produksi logam AS yang penting untuk kendaraan listrik, perangkat keras militer, jaringan listrik dan banyak barang konsumen.