Bisnis.com, JAKARTA – Istana Kepresidenan merespons undangan yang disampaikan oleh Republik Islam Iran dalam mengundang Presiden Prabowo Subianto untuk mengunjungi Iran dan bertemu langsung dengan Presiden Masoud Pezeshkian.
Aktifnya diplomasi luar negeri dari Prabowo membuat Iran menilai orang nomor satu di Indonesia itu sebagai tokoh untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Masoud.
Apalagi, pemerintah Iran menanggapi aktifnya diplomasi Prabowo dengan sejumlah pemimpin dunia, seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi urung bicara terkait keputusan kepala negara untuk melakukan pertemuan tersebut.
“Nanti saya tanya Pak Presiden dulu ya,” katanya di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (17/6/2025).
Namun, dia memastikan bahwa sejauh ini komunikasi lanjutan dengan pemimpin negara lainnya, seperti Trump memang belum dilakukan.
Baca Juga
“Belum komunikasi,” pungkas Prasetyo.
Monitor Konflik
Prasetyo Hadi menambahkan bahwa dirinya dan Menteri Luar Negeri Sugiono terus memonitor untuk memastikan warga negara Indonesia yang berada di Iran dalam kondisi aman di tengah konflik yang terjadi antara negara tersebut dengan Israel.
"Kita harus berkoordinasi ya, terutama saya dengan Pak Menlu terus berkoordinasi untuk memonitor saudara-saudara kita yang di Iran, untuk memastikan saudara-saudara kita aman di sana," ujar Prasetyo dikutip dari Antara, Rabu (18/6/2025).
Prasetyo mengatakan pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah mitigasi terhadap para WNI apabila terjadi situasi-situasi yang tidak diinginkan.
"Mengenai mitigasi-mitigasi dan rencana jika terjadi sesuatu itu sudah kita persiapkan," katanya.
Berharap Ketegangan Mereda
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Sugiono berharap ketegangan antara Iran dan Israel dapat segera selesai dan seluruh pihak yang terlibat dapat menahan diri demi mencegah memburuknya situasi di kawasan.
"Kita tadi juga sama-sama mengetahui bahwa ada suatu eskalasi konflik yang meningkat antara Israel dan Iran. Saya berharap ketegangan ini bisa segera selesai dan masing masing pihak bisa menahan diri," ujar Sugiono kepada wartawan di Singapura, Senin (16/6).
Menlu mengatakan meningkatnya eskalasi konflik antara kedua negara yang terjadi saat ini justru dapat memperburuk stabilitas di wilayah sekitarnya.
Sugiono juga menyampaikan adanya pertemuan antara para menteri luar negeri yang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (21/6/2025) di Istanbul, Turki.
Dalam pertemuan tersebut, kemungkinan isu mengenai ketegangan antara Iran dan Israel akan menjadi salah satu agenda pembahasan.
Israel pada Jumat (13/6/2025) dini hari waktu setempat melancarkan serangan udara ke Teheran, ibu kota Iran, dan beberapa kota lainnya di berbagai penjuru Iran.
Serangan-serangan tersebut menyerang fasilitas nuklir serta menewaskan sejumlah komandan tinggi militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil Iran. Serangan Israel terus berlanjut ke berbagai wilayah di Iran pada Sabtu (14/6/2025).
Sebagai respons dari serangan itu, Iran melancarkan beberapa gelombang serangan rudal ke sejumlah target di Israel, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan.
Sementara itu, pasukan intelijen Iran telah menangkap dua orang "anggota" Mossad, badan intelijen Israel di Provinsi Alborz, Iran utara, sebut laporan dari kantor berita semiresmi Iran, Tasnim, pada Minggu (15/6/2025).
Dua orang anggota Mossad tersebut ditangkap di sebuah rumah di wilayah Savojbolagh, tempat mereka merakit bom, bahan peledak, perangkap, dan berbagai perangkat elektronik, ungkap laporan Tasnim tanpa menyebutkan tanggal penangkapan