Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia mengecam keras intersepsi kapal Madleen oleh Israel di perairan internasional saat mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina.
Menteri Luar Negeri (Menlu), Sugiono menegaskan tindakan tersebut menunjukkan ketidakpedulian Israel terhadap hukum internasional dan menjadi pukulan berat bagi penderitaan rakyat Gaza.
“Blokade Israel [baik dibdarat dan laut] adalah bentuk hukuman kolektif yang memperburuk risiko kelaparan massal,” singgungnya dalam unggahan X @Menlu_RI sebagaimana dikutip di Jakarta, pada Selasa (10/6/2025).
Padahal, lanjutnya, sesuai hukum internasional dan perintah International Court of Justice (ICJ) atau Mahkamah Internasional, Israel wajib memastikan bantuan kemanusiaan tersalurkan secara berkelanjutan dan tanpa hambatan, serta menjamin keselamatan pekerja kemanusiaan.
Mesi demikian, Sugiono menilai upaya internasional membuka koridor maritim untuk bantuan kemanusiaan patut diapresiasi. Namun, menurutnya banyuan melalui jalur darat tetaplah menjadi kebutuhan yang paling mendesak.
“Di berbagai forum, saya selalu serukan bahwa pembukaan semua jalur bantuan ke Gaza adalah keharusan,” tekannya.
Baca Juga
Oleh karena itu, politisi Gerindra ini berjanji di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Palestina mendatang di New York (NY) dirinya akan menyerukan komunitas internasional untuk bertindak tegas.
“Saya menyerukan komunitas internasional, khususnya DK PBB, bertindak tegas: lindungi warga sipil dan adopsi resolusi untuk akhiri blokade serta jamin akses kemanusiaan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Israel dilaporkan telah menyerang dan menyita kapal bantuan kemanusiaan berbendera Inggris, Madleen, yang berupaya menembus blokade laut menuju Jalur Gaza.
Melansir Reuters, Senin (9/6/2025), kapal yang dioperasikan oleh koalisi pro-Palestina Freedom Flotilla Coalition (FFC) itu membawa 12 awak, termasuk aktivis iklim Greta Thunberg dan anggota Parlemen Eropa asal Prancis, Rima Hassan.
Misi kapal tersebut bertujuan mengirimkan sejumlah kecil bantuan kemanusiaan sekaligus meningkatkan kesadaran global atas krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza. Namun kapal dicegat dan dibajak oleh militer Israel pada dini hari sebelum mencapai wilayah pesisir.