Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

4 Warga Palestina Tewas Ditembak Israel di Lokasi Distribusi Bantuan GHF Gaza

Pasukan militer Israel menembak empat warga Palestina yang berusaha mendekati lokasi distribusi bantuan di wilayah selatan Jalur Gaza.
Warga Palestina berjalan untuk kembali ke pemukiman mereka di sisi timur Khan Younis setelah pasukan Israel menarik diri dari daerah tersebut, di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 30 Juli. REUTERS/Mohammed Salem
Warga Palestina berjalan untuk kembali ke pemukiman mereka di sisi timur Khan Younis setelah pasukan Israel menarik diri dari daerah tersebut, di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 30 Juli. REUTERS/Mohammed Salem

Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak empat warga sipil Palestina dilaporkan tewas dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka setelah ditembaki oleh pasukan militer Israel saat berusaha mendekati lokasi distribusi bantuan di wilayah selatan Jalur Gaza, Minggu pagi (8/6/2025).

Dikutip melalui Reuters, peristiwa itu menambah panjang daftar insiden berdarah yang terjadi di sekitar lokasi distribusi bantuan yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga yang didukung oleh otoritas Israel.

Menurut keterangan paramedis Palestina, insiden penembakan terjadi di kota Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir. Tim medis yang tiba di lokasi mengevakuasi empat jenazah yang seluruhnya merupakan warga sipil.

Sumber-sumber lokal menyatakan bahwa korban tertembak saat tengah berupaya mendapatkan bantuan makanan yang sangat dibutuhkan di tengah kondisi kelaparan yang kian parah di Gaza.

Media massa melaporkan bahwa pasukan Israel melepaskan tembakan langsung ke arah kerumunan warga yang berkumpul di dekat pos distribusi bantuan GHF.

Suasana di lokasi digambarkan kacau dan mencekam. Dalam beberapa hari terakhir, wilayah sekitar pusat distribusi bantuan memang dilaporkan menjadi titik panas, dengan puluhan korban jiwa akibat bentrokan dan penembakan.

 Pihak militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah melepaskan tembakan pada waktu subuh di Gaza selatan.

Dalam pernyataannya, militer menyebut tembakan tersebut merupakan “tembakan peringatan” terhadap sekelompok orang yang dianggap mengancam pasukan di lapangan.

 Dikatakan pula bahwa para warga telah diberi peringatan secara verbal untuk menjauh dari area yang dikategorikan sebagai zona militer aktif pada saat kejadian.

"Area itu merupakan zona militer tertutup di luar jam operasional," kata pihak militer Israel, merujuk pada aturan bahwa masyarakat hanya diizinkan berada di sekitar pusat distribusi bantuan GHF antara pukul 06.00 hingga 18.00.

Di luar waktu tersebut, lokasi dianggap berada di bawah kontrol militer penuh dan tidak boleh dimasuki oleh warga sipil.

Namun, warga Palestina menyebut bahwa kondisi di lapangan jauh dari aman. Banyak yang terpaksa menembus risiko demi mendapatkan bantuan makanan yang sangat dibutuhkan. 

Krisis pangan di Gaza semakin memburuk seiring dengan pembatasan akses dan blokade yang terus berlangsung. Dalam 24 jam terakhir, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 104 warga tewas, lima di antaranya di dekat lokasi distribusi bantuan di wilayah selatan dan tengah Gaza.

Salah satu korban tewas yang diidentifikasi adalah Khaled Doghmah (36), seorang ayah lima anak, yang ditembak di bagian kepala saat menuju lokasi distribusi bantuan di Rafah.

"Dia pergi untuk mengambil makanan untuk anak-anaknya. Mereka bahkan tidak punya sejumput tepung di rumah," kata Salwah, bibi Khaled, dalam suasana pemakaman yang dipenuhi duka.

Merespons insiden-insiden tragis yang terus terjadi di sekitar lokasi distribusi bantuan, faksi-faksi Palestina yang dipimpin Hamas menyatakan bahwa pusat-pusat bantuan tersebut kini telah berubah menjadi "jebakan maut."

Mereka menyerukan agar distribusi bantuan dialihkan sepenuhnya ke lembaga-lembaga kemanusiaan yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) guna menjamin keselamatan warga sipil. 

Situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk sejak konflik kembali memanas. Distribusi bantuan yang seharusnya menjadi harapan terakhir bagi banyak keluarga justru berubah menjadi arena berbahaya, menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan masyarakat internasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper