Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GHF Klaim Telah Distribusikan 1,15 Juta Paket Makanan di Gaza

Gaza Humanitarian Foundation (GHF) mengklaim telah mendistribusikan 1,15 Juta Paket Makanan untuk pengungsi Gaza.
Seorang pria melambaikan bendera Palestina saat warga Palestina bereaksi terhadap berita kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dengan Israel, di Deir Al-Balah, Jalur Gaza tengah, 15 Januari 2025./Reuters-Ramadhan Abed
Seorang pria melambaikan bendera Palestina saat warga Palestina bereaksi terhadap berita kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dengan Israel, di Deir Al-Balah, Jalur Gaza tengah, 15 Januari 2025./Reuters-Ramadhan Abed

Bisnis.com, JAKARTA – Gaza Humanitarian Foundation (GHF) organisasi berbasis di Amerika Serikat yang mengelola distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza atas inisiatif Israel mengklaim telah berhasil menyalurkan 1,15 juta paket makanan di tiga titik distribusi di Gaza selatan dan tengah pada Minggu (8/6/2025), tanpa insiden kekerasan.

Dikutip melalui Reuters, pernyataan ini muncul di tengah kontroversi seputar metode distribusi bantuan GHF yang dinilai memotong peran lembaga-lembaga kemanusiaan tradisional seperti PBB dan organisasi internasional lainnya.

“Operasi kami terus berkembang dan disesuaikan demi memastikan keselamatan rakyat Palestina yang kami layani,” ujar Direktur Eksekutif sementara GHF John Acree dalam sebuah pernyataan tertulis, Minggu (8/6/2025). 

GHF menambahkan bahwa mereka juga tengah menguji model distribusi langsung ke komunitas dengan mengirimkan 11 truk berisi bantuan makanan kepada tokoh-tokoh masyarakat di wilayah utara Rafah untuk disalurkan lebih lanjut.

 Namun, di tengah klaim sukses tersebut, organisasi ini menghadapi berbagai tuduhan serius. Beberapa lembaga kemanusiaan, termasuk badan-badan PBB, menuding GHF tidak netral dan independen, terutama karena mereka bekerja sama dengan kontraktor militer swasta asal AS untuk mengoperasikan lokasi distribusi bantuan. GHF membantah tuduhan ini, menyatakan bahwa keamanan harus menjadi prioritas utama dalam kondisi konflik.

Distribusi bantuan oleh GHF ini dijalankan secara terpisah dari jalur distribusi resmi yang dikelola PBB dan mitra-mitranya, yang selama berbulan-bulan mengalami pembatasan ketat dari pihak Israel.

 Tekanan internasional akhirnya mendorong Israel untuk mengizinkan operasi bantuan PBB kembali berjalan sejak 19 Mei lalu, setelah blokade selama 11 minggu di wilayah berpenduduk 2,3 juta jiwa tersebut.

Meski demikian, PBB menggambarkan volume bantuan yang diperbolehkan masuk hingga saat ini sebagai “setetes air di lautan,” mengingat skala kebutuhan yang sangat besar. 

Situasi di lapangan juga menggambarkan kondisi yang jauh dari aman. Meski GHF menyatakan distribusi bantuan pada Minggu berlangsung tanpa insiden, banyak warga Palestina menggambarkan suasana di sekitar titik distribusi sebagai kacau, penuh kerumunan, dan sangat berbahaya. Akses menuju lokasi-lokasi ini pun kerap dipenuhi risiko kekerasan.

Pada periode 1–3 Juni, otoritas kesehatan di Gaza melaporkan puluhan warga Palestina tewas di dekat lokasi distribusi GHF. Militer Israel mengaku sedang menyelidiki insiden-insiden tersebut dan menyatakan bahwa setiap penembakan dilakukan sebagai “tembakan peringatan” terhadap kerumunan yang dianggap membahayakan.

Sebelumnya, pada Sabtu (7/6), GHF tidak mendistribusikan bantuan apa pun, dengan alasan adanya ancaman dari kelompok Hamas yang membuat operasi mereka "tidak memungkinkan."

Namun, klaim ini segera dibantah oleh Hamas yang menuding GHF menyebarkan narasi yang tidak berdasar untuk menutupi kelemahan operasional mereka sendiri.

Konflik di Gaza terus berlanjut sejak 7 Oktober 2023, ketika kelompok militan yang dipimpin Hamas menyerang wilayah Israel dan menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, serta menyandera 251 orang. 

Israel merespons dengan kampanye militer besar-besaran yang hingga kini, menurut data otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan lebih dari 54.000 warga Palestina, mayoritas dari mereka adalah warga sipil. Serangan-serangan tersebut juga telah meluluhlantakkan sebagian besar wilayah pesisir yang padat penduduk itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper