Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo: Negara yang Tak Investasi Pertahanan Biasanya Menjadi Bangsa Budak

Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya pertahanan yang kuat sebagai syarat mutlak bagi kelangsungan dan kemakmuran bangsa.
Presiden Prabowo Subianto meresmikan groundbreaking serentak pembangunan 18 gudang Polri di 12 provinsi serta peresmian Gudang Dryer Jagung milik PT Pangan Merah Putih, dalam sebuah acara yang digelar di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, pada Kamis, 5 Juni 2025. Foto: BPMI Setpres/Cahyo
Presiden Prabowo Subianto meresmikan groundbreaking serentak pembangunan 18 gudang Polri di 12 provinsi serta peresmian Gudang Dryer Jagung milik PT Pangan Merah Putih, dalam sebuah acara yang digelar di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, pada Kamis, 5 Juni 2025. Foto: BPMI Setpres/Cahyo

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya pertahanan yang kuat sebagai syarat mutlak bagi kelangsungan dan kemakmuran bangsa.

Hal ini dia sampaikan dalam pidato pembukaan ajang Indo Defence 2024 di Jakarta International Expo (Jiexpo), Kemayoran, Selasa (11/6/2025).

Orang nomor satu di Indoneia itu mengingatkan bahwa tanpa pertahanan yang kokoh, kemerdekaan dan kekayaan bangsa dapat dirampas pihak lain.

“Keselamatan suatu bangsa harus dijamin oleh pertahanan suatu bangsa. Tidak ada bangsa yang waras, yang menghendaki perang. Perang adalah kegiatan manusia yang disruptif, menimbulkan kehancuran,” ujar Prabowo dalam forum itu.

Namun, lanjutnya, sejarah menunjukkan bahwa bangsa yang lalai berinvestasi di bidang pertahanan akan berisiko kehilangan kedaulatan dan kemerdekaannya.

“Sejarah manusia mengajarkan bahwa suatu bangsa yang tidak mau investasi terhadap pertahanannya sendiri biasanya kedaulatannya dirampas, biasanya kemerdekaannya dirampas, biasanya bangsa itu menjadi bangsa budak,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Prabowo turut menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan Indo Defence 2024, yang menurutnya tidak hanya menjadi ajang pamer kekuatan teknologi pertahanan, tetapi juga ruang pembelajaran strategis bagi generasi muda, dunia akademisi, serta pelaku industri dalam dan luar negeri. 

Kepala negara menyebut ekspo ini sebagai forum penting untuk melihat perkembangan ilmu dan teknologi pertahanan terkini.

Prabowo juga menyinggung sejarah panjang penjajahan di Indonesia, sebagai cerminan urgensi penguatan sistem pertahanan nasional. 

Dia mengungkap riset terbaru yang menunjukkan bahwa selama masa kolonial, Belanda telah mengambil kekayaan Indonesia senilai sekitar US$31 triliun, jika dihitung dengan nilai uang saat ini.

“PDB kita sekarang adalah US$1,5 triliun. Itu artinya kekayaan yang diambil dari bangsa Indonesia sama dengan 18 kali seluruh produksi bangsa Indonesia dalam satu tahun, atau sekitar 140 tahun anggaran kita,” ujarnya. 

Presiden Ke-8 RI itu menambahkan, kekayaan yang dirampas itulah yang menjadikan Belanda sebagai negara dengan PDB per kapita tertinggi di dunia saat itu.

Menurut Prabowo, sejarah ini memberi pelajaran bahwa bila kekayaan bangsa dapat dijaga, Indonesia pun dapat mencapai posisi ekonomi teratas. 

Dia menyebut banyak lembaga ekonomi dunia telah memproyeksikan bahwa Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi ke-5 atau ke-6 dunia pada 2045.

Oleh sebab itu, menyambut proyeksi Indonesia Emas 2045, Prabowo menyatakan optimismenya bahwa bangsa Indonesia mampu keluar dari jerat kemiskinan sebelum tahun tersebut.

“Saya optimis, setelah mempelajari angka-angka, kita bisa hilangkan kemiskinan di Republik Indonesia jauh dari sebelum 2045. Itu tekad saya dan keyakinan saya,” ucapnya.

Untuk mendukung itu, Prabowo menegaskan perlunya pembangunan kekuatan pertahanan yang tangguh namun bersifat defensif, berlandaskan semangat wawasan nusantara. 

Dia menegaskan bahwa kebijakan pertahanan nasional akan tetap mengedepankan prinsip cinta damai, tanpa mengesampingkan kesiapan dalam menjaga kedaulatan.

“Kita punya sikap, punya wawasan pertahanan, wawasan nusantara, wawasan defensif,” pungkas Prabowo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Muhammad Ridwan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper