Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin menegaskan bahwa Ukraina kian membutuhkan senjata canggih untuk mengantisipasi apabila ada serangan baru atas invasi Rusia.
Apalagi, AS dan negara sekutunya yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (The North Atlantic Treaty Organization/NATO) gagal menyepakati pasokan tank tempur Leopard 2 buatan Jerman yang selama ini diinginkan Ukraina untuk berperang melawan Rusia.
“Kami memiliki peluang di sini antara sekarang dan musim semi, kapan pun mereka memulai operasi mereka,” kata Austin setelah pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina,” dikutip melalui laman Bloomberg, Sabtu (21/1/2023).
Dia mengatakan hingga saat ini belum ada keputusan yang dibuat tentang penyediaan tank tempur Leopard dari Jerman ke Ukraina pada pertemuan terakhir pada Jumat (21/1/2023) di Pangkalan Udara Ramstein.
Sementara itu, Otoritas Rusia pada Jumat (21/1/2023) mengerahkan instalasi pertahanan udara di dalam dan sekitar Moskow, termasuk di dekat kediaman Presiden Vladimir Putin setelah beberapa serangan drone baru-baru ini menghantam jantung negara tersebut.
Untuk diketahui, pasukan Ukraina telah memukul mundur serangan Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk timur dalam 24 jam terakhir.
Baca Juga
Sementara itu, pasukan Rusia juga terus menembaki wilayah yang dikuasai Ukraina dengan mortir dan artileri di wilayah Zaporizhzhia dan Kherson di selatan yang menyebabkan timbulnya korban sipil. Bahkan, Rusia sempat menembakkan tujuh rudal dan melakukan 15 serangan udara.