Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Presiden AS Donald Trump membantah anggapan bahwa pendukungnya menjadi sumber ancaman dalam kerusuhan di US Capitol alias Gedung Capitol AS.
Trump menyampaikan hal itu terkait peristiwa yang membuatnya diajukan dalam sidang pemakzulan hingga dua kali.
Klaim itu dikeluarkan Trump dalam wawancara dengan Fox News.
Ketika ditanyai apakah ada kekhawatiran darinya soal penjagaan US Capitol diperketat usai kerusuhan, Trump menganggapnya sebagai manuver politik yang berlebihan. Bagi Trump, pendukungnya tidak seberbahaya kabar di media.
"Mereka sama sekali bukan ancaman sejak awal. Betul mereka masuk ke US Capitol dan mereka tidak seharusnya melakukan itu. Namun, mereka yang masuk berpelukan dan mencium para polisi dan penjaga. Mereka punya hubungan yang bagus," ujar Trump, dikutip Tempo dari CNN, Jumat (26/3/2021).
Trump melanjutkan, karena para pendukungnya tidak berbuat jahat kepada penjaga, maka mereka diperbolehkan keluar masuk US Capitol. Tak ada pemaksaan ataupun perusakan, ujar Trump.
Baca Juga
Ditanyai lebih lanjut apakah sejumlah pendukungnya perlu dimintai tanggung jawab atas kerusuhan US Capitol, Donald Trump mengiyakan.
Menurutnya, beberapa tetap perlu diperkarakan karena memasuki properti Pemerintah Amerika tanpa izin. Walau begitu, kata Trump, ada isu lain yang lebih penting dibandingkan pendukungnya di kerusuhan US Capitol.
Isu tersebut adalah Antifa. Menurut Donald Trump, Antifa melakukan hal yang lebih buruk dibandingkan pendukungnya dan seharusnya mereka lebih banyak mendapat perhatian.
"Ketika saya melihat Antifa di Washington, kerusakan yang mereka buat di sana dan di kota-kota lain itu tidak tersentuh. Tidak ada apa pun yang terjadi pada mereka. Kenapa aparat tidak memburu Antifa?" ujar Donald Trump mencoba membawa isu ke hal lain.
Presenter Fox News mencoba membawa kembali Donald Trump ke isu kerusuhan US Capitol. Kepada Trump, ia bertanya, apakah dirinya mendukung proses hukum yang tidak memandang orientasi politik.
Trump menjawab mendukung proses hukum terhadap siapa pun yang berbuat jahat terlepas apa pun orientasi politiknya.
Dalam kasus kerusuhan US Capitol, puluhan orang ditetapkan sebagai tersangka untuk berbagai pasal mulai dari perusakan properti pemerintah Amerika, menerobos properti pemerintah secara paksa, hingga pembunuhan. Ada enam orang yang tewas dalam peristiwa tersebut.