1. Qatar
Cadangan minyak, gas, dan petrokimia negara itu begitu besar, ditambah populasinya yang sangat kecil dengan hanya 2,8 juta penduduk sehingga negara dengan keajaiban arsitektur ultramodern, pusat perbelanjaan mewah dan santapan lezat ini telah berhasil menduduki puncak daftar negara terkaya di dunia selama 20 tahun.
Apakah mereka akan mempertahankan rekor ini? Dengan hanya sekitar 12% penduduknya adalah warga negara Qatar, negara tersebut serupa dengan banyak negara Teluk lainnya dimana Covid-19 menyebar di antara pekerja migran berpenghasilan rendah yang tinggal di tempat yang padat dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Jumlah kasus yang dikonfirmasi melebihi 100.000. Namun, yang mengejutkan, perekonomian diproyeksikan akan terus tumbuh dalam jangka menengah di tengah peningkatan produksi gas dan investasi menjelang Piala Dunia 2022. Yang dimana pada saat itu, anjuran menjaga jarak sosial di tribun diharapkan tidak diperlukan kembali.
2. Makau
Di ibu kota perjudian Asia, banyak yang beranggapan bahwa Makau akan segera naik ke peringkat pertama negara terkaya. Negara yang dulunya merupakan koloni Kekaisaran Portugis, semenjak industri perjudian diliberalisasi pada tahun 2001, wilayah administratif khusus Republik Rakyat China ini telah menyaksikan pertumbuhan kekayaannya dengan kecepatan yang mencengangkan.
Dengan populasi lebih dari 600.000, dan lebih dari 40 kasino yang tersebar di wilayah seluas sekitar 30 kilometer persegi, negara di semenanjung sempit di selatan Hong Kong ini hampir secara harfiah dapat dikatakan sebagai mesin penghasil uang.
Tetapi bagaimana Anda bisa berjudi dan jarak sosial pada saat bersamaan? Meskipun Makau telah mencatat perlambatan yang signifikan dalam aktivitas (yang mengakibatkan pemecatan sejumlah pekerja migran), dan berhasil menangani keadaan darurat kesehatan, dengan kurang dari 50 kasus awal secara keseluruhan, tidak ada infeksi baru sejak itu dan tidak ada korban jiwa.
Pada bulan Juli, kota tersebut telah dibuka kembali untuk wisatawan dari daratan utama tanpa mengharuskan mereka menjalani 14 hari karantina wajib. Makau, ternyata, juga bisa sukses tanpa turis asing: pada 2019, dengan hampir 40 juta pengunjung, hampir 71% di antaranya berasal dari daratan Cina.