Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev berjanji untuk terus berjuang sampai pasukan Armenia meninggalkan wilayah sengketa Nagorno-Karabakh saat memasuki hari keempat pertempuran sengit di wilayah tersebut.
"Kami hanya memiliki satu syarat: angkatan bersenjata Armenia harus tanpa syarat, sepenuhnya, segera meninggalkan tanah kami," kata Aliyev seperti dikutip BBC.com, Kamis (1/10/2020).
Lebih dari 100 korban tewas yang dilaporkan dalam pertempuran terberat selama bertahun-tahun di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh yang resmi merupakan bagian dari Azerbaijan meski dikuasai etnis Armenia.
Kedua bekas republik Soviet berperang pada 1988-1994 memperebutkan wilayah tersebut. Meskipun Armenia mendukung republik yang dideklarasikan sendiri, akan tetapi tidak pernah secara resmi mengakuinya.
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan "sangat prihatin dengan pesan-pesan perang" yang disampaikan Turki, sekutu setia Azerbaijan.
Turki menyatakan "sepenuhnya siap" untuk membantu Azerbaijan memulihkan daerah kantong itu.
Sementara itu, kementerian pertahanan Armenia merilis gambar jet SU-25 Armenia yang dikatakan telah ditembak jatuh oleh F-16 Turki pada hari Selasa. Akan tetapi Turki menolak tuduhan itu sebagai "propaganda murahan" dan Azerbaijan mengatakan Armenia berbohong.
Seorang pejuang mengatakan kepada BBC Arab bahwa dia direkrut di Suriah utara minggu lalu dan dikirim melalui Turki untuk berperang dalam konflik tersebut.
Ilnur Cevik, penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, menolak laporan itu dan menyebut "sama sekali tidak berdasar".
Puluhan tentara dan beberapa warga sipil tewas sejak pertempuran meletus pada Minggu.
Kedua belah pihak menuduh pihak lain melakukan penembakan melintasi Garis Kontrol yang memisahkan pasukan di Nagorno-Karabakh.
Azerbaijan mempublikasikan rekaman dari apa yang dikatakannya sebagai penghancuran dua tank "musuh" dan mengatakan satu batalion Armenia telah melarikan diri dari daerah sekitar Tonashen.
Sementara itu, pihak Armenia mengatakan tiga warga sipil tewas dalam serangan udara Azerbaijan di kota Martakert, Nagorno-Karabakh. Kantor berita negara Armenia, Armenpress, mengatakan tujuh warga sipil dan 80 personel militer tewas sejak pertempuran dimulai.
Sementara itu Jaksa Agung Azerbaijan mengumumkan kemarin bahwa sebanyak 14 warga sipil tewas dan 46 luka-luka.