Kabar24.com, PADANG - Banyak faktor yang bisa mendorong munculnya tindakan pungli atau pungutan liar, di antaranya adalah pola hidup konsumtif dan gila belanja.
Wali Kota Padang, Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah mengatakan pola hidup konsumtif atau gemar membelanjakan uang dalam jumlah banyak menjadi salah satu motif munculnya tindakan pungutan liar (pungli).
"Dengan banyak kebutuhan untuk berbelanja, saat persediaan uang habis, masyarakat melakukan berbagai cara salah satunya pemerasan dan pungutan liar," katanya di Padang, Minggu (29/1/2017).
Dia menjelaskan pungutan liar yang terjadi di instansi pemerintahan juga disebabkan kekurangan dalam hal pembiayaan untuk melengkapi kebutuhan.
Sebagian mengambil jalan pintas dengan mengikuti kegiatan yang dilarang atau mencoba mengambil keuntungan yang menyalahi aturan.
"Dana tambahan inilah yang digunakan untuk berbelanja kebutuhan," ujarnya.
Hal yang sama terjadi di tengah masyarakat seperti tukang parkir liar yang secara terpaksa mengambil iuran parkir meski telah termaktub pada aturan.
Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan makanan, minuman dan sebagainya.
"Kami telah membentuk Satgas pembersih pungli dan diharapkan masyarakat bisa memberikan bantuan," ujarnya.
Terkait tim sapu bersih pungli tersebut, pihaknya akan bekerja di semua lapisan, tidak hanya di lingkungan pemerintah.
"Semua pihak bisa saja terjaring jika masih enggan meninggalkan praktik tersebut." katanya.
Sementara itu pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Andalas Padang, Asrinaldi mengatakan perlu adanya pengawasan ekstra terkait tindakan pelanggaran aturan tersebut.
Pengawasan ini perlu dilakukan dari tingkat kelurahan hingga posisi di atasnya.
Terutama, katanya, dalam bentuk pelayanan kepada publik.