Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo dan Diplomasi Boneka Kucing dari Negeri Gajah Putih

Buah tangan yang diterima Prabowo berupaa patung kucing berkalung bunga teratai, karya tangan seniman lokal Thailand.
Presiden Prabowo Subianto menerima patung kucing berkalung bunga teratai, karya tangan seniman lokal Thailand diserahkan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Thailand, Paetongtarn Shinawatra di Government House, Bangkok, Thailand, Senin (19/5/2025). Foto: BPMI Sekretariat Presiden
Presiden Prabowo Subianto menerima patung kucing berkalung bunga teratai, karya tangan seniman lokal Thailand diserahkan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Thailand, Paetongtarn Shinawatra di Government House, Bangkok, Thailand, Senin (19/5/2025). Foto: BPMI Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA – Di sebuah aula megah nan sarat sejarah di kompleks Government House, Bangkok, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerima hadiah yang tak biasa dari pemerintah Thailand.

Buah tangan yang diterima Prabowo berupaa patung kucing berkalung bunga teratai, karya tangan seniman lokal Thailand.

Hadiah itu diserahkan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Thailand, Paetongtarn Shinawatra dalam suasana yang hangat dan penuh senyum. Bagi sebagian orang, ini mungkin sekadar oleh-oleh unik. Namun bagi yang melihatnya secara langsung, momen itu menyiratkan makna diplomasi yang lebih dalam serta diplomasi budaya yang menyentuh hati.

Apalagi, Prabowo memiliki seekor kucing yang kerap dipanggil Bobby Kertanegara. Tak hanya hewan peliharaan, Bobby menjadi salah satu 'maskot' pemerintahan Prabowo agar lebih dekat dengan anak-anak muda alias Gen Z.

Kunjungan Presiden Prabowo ke Thailand, sejak Sabtu (17/5) hingga Senin (19/5), berlangsung dalam bingkai hubungan persahabatan yang sudah terjalin selama lebih dari tujuh dekade.

Di sela agenda kenegaraan yang padat, Presiden Prabowo menyempatkan diri untuk menghadiri pameran budaya khas Thailand di dalam aula Government House.

Diplomasi dalam bentuk paling lembut—kuliner, kerajinan tangan, dan seni tradisional—berperan membangun jembatan emosional antarbangsa terekam di sana. Prabowo tampak larut dalam suasana. Dia meninjau langsung stan-stan yang menampilkan kerajinan dari bambu, dan ukiran kayu. 

Prabowo berdialog dengan para pengrajin, memperhatikan teknik, mendalami makna, dan memuji detail karya. Ketika mendekati stan kuliner, dia menyantap sajian khas Negeri Gajah Putih dengan penuh antusias, didampingi sang tuan rumah, Paetongtarn, yang menjelaskan latar belakang tiap hidangan.

Sebelum pameran, Presiden Prabowo memulai harinya dengan audiensi yang sarat kehormatan di Amphorn Royal Palace. Di tempat yang megah itu, dia disambut langsung oleh Raja Thailand, Yang Mulia Maha Vajiralongkorn, dan Ratu Suthida.

Dalam suasana khidmat dan akrab, audiensi berlangsung dalam semangat persahabatan antara Indonesia-Thailand.

“Seperti yang Anda tahu, Yang Mulia Raja dan saya sudah beberapa kali bertemu sebelumnya karena kami adalah prajurit lama dan pernah bertemu ketika kami masih muda dan bugar,” ujar Prabowo, sambil tersenyum mengenang masa-masa lampau.

Apalagi, orang nomor satu di Indonesia itu menyebut bahwa kunjungan ini merupakan lawatan presiden Indonesia pertama ke Thailand dalam dua dekade terakhir, dan bertepatan dengan 75 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.

Kerja Sama Bilateral RI-Thailand

Namun, di balik senyum, sapaan hangat, dan cicipan makanan, pameran ini membawa misi yang lebih luas. Kedua pemimpin negara ingin menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan Thailand tak semata diukur lewat angka perdagangan atau nota diplomatik. Keduanya sepakat, kerja sama dua negara perlu diperkuat dari akar—yakni pemahaman dan penghargaan terhadap budaya masing-masing.

Pertemuan itu pun tak hanya sarat dengan simbol, tetapi padat substansi. Dari meja perundingan, mengalir berbagai topik strategis—keamanan dan pertahanan, perdagangan dan investasi, ketahanan pangan dan energi, hingga isu-isu regional dan global.

Dalam sektor keamanan, kedua negara memperkuat kolaborasi menghadapi tantangan bersama. Kejahatan lintas negara seperti penipuan online, perdagangan manusia, dan narkotika menjadi perhatian utama. Prabowo memuji langkah tegas pemerintah Thailand dalam memberantas jaringan ini, termasuk bantuannya dalam repatriasi warga negara Indonesia yang menjadi korban.

Lebih jauh, kerja sama diperluas ke ranah keamanan maritim, kontra-terorisme, keamanan siber, hingga pelatihan militer bersama dan kerja sama industri pertahanan. Semua dilakukan dalam semangat saling percaya, lewat dialog intensif dan platform strategis seperti High Level Committee dan Annual Security Dialogue.

Di bidang ekonomi, capaian perdagangan bilateral senilai US$18 miliar menjadi tonggak yang ingin dilampaui. Sebab, meskupun hubungan dagang Indonesia dan Thailand terus tumbuh, neraca perdagangan nonmigas Indonesia dengan Thailand masih menunjukkan angka merah.

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2025 mencatat defisit sebesar US$195,4 juta, menempatkan Thailand sebagai salah satu dari tiga negara penyumbang defisit terdalam.

Tren ini melanjutkan posisi defisit yang konsisten selama tiga bulan terakhir, setelah pada Februari 2025 Indonesia justru mencatat surplus kecil terhadap Thailand sebesar US$104,2 juta. Namun dibandingkan Maret 2024, defisit tahun ini tampak mengecil, dari semula US$385,1 juta.

Secara tahunan, total perdagangan bilateral kedua negara memang terbilang besar. Pada 2022, nilainya mencapai lebih dari US$19 miliar, sementara pada 2023 tercatat sekitar US$17,5 miliar. Namun pada tahun 2023 itu pula, Indonesia mencatat defisit sebesar US$3,02 miliar, dengan nilai ekspor hanya US$7,22 miliar dan impor mencapai US$10,99 miliar. 

Pada periode Januari–Desember 2024, defisit sedikit menyempit menjadi hanya US$2 juta, menunjukkan tren perbaikan meski belum sepenuhnya berbalik positif.

Investasi Thailand di RI

Sisi cerahnya, investasi langsung Thailand di Indonesia menunjukkan geliat baru. Sepanjang 2024, investasi Thailand mencapai lebih dari 450 proyek dengan nilai sekitar US$185,5 juta, menandakan minat kuat investor Thailand terhadap potensi ekonomi domestik Indonesia. 

Dengan rencana peningkatan kerja sama strategis pasca kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Thailand pada Mei 2025, termasuk penguatan sektor energi, otomotif, dan pariwisata, masih terbuka peluang bagi Indonesia untuk menyeimbangkan kembali neraca perdagangannya dengan negara tetangga tersebut. 

“Kami ingin meningkatkannya lagi,” kata Prabowo dengan optimisme khasnya.

 Penguatan industri halal, ekonomi digital, dan fintech menjadi agenda prioritas. Tak hanya itu, Indonesia dan Thailand juga akan menyelenggarakan First Joint Trade Commission, serta mendorong kolaborasi antara lembaga investasi, termasuk Danantara dari Indonesia.

Ketahanan pangan dan energi juga menjadi titik temu penting. Kedua negara sepakat untuk membangun rantai pasok yang solid serta membuka peluang joint venture dalam pengelolaan dan penyimpanan bahan pangan. Di sektor energi, Indonesia membuka pintu bagi investasi dari entitas Thailand, seraya menghidupkan kembali Indonesia–Thailand Energy Forum.

 Tak kalah penting, kerja sama antarmasyarakat turut diperkuat. MoU di bidang kesehatan menjadi simbol tekad bersama menghadapi ancaman pandemi di masa mendatang. Di bidang pendidikan dan pariwisata, kedekatan kedua bangsa akan terus dipererat lewat program-program konkret dan pertukaran yang lebih intensif.

Dalam lingkup kawasan dan dunia, suara Indonesia dan Thailand terdengar selaras. Prabowo secara tegas menyuarakan dukungan terhadap gencatan senjata di Palestina dan penegakan solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian abadi. Dia juga memuji inisiatif Thailand dalam menggalang dialog damai untuk menyelesaikan krisis Myanmar, seraya menekankan pentingnya menjaga sentralitas Asean.

Sementara itu, dalam konteks global, dukungan Indonesia terhadap aspirasi Thailand menjadi anggota BRICS pun ditegaskan tanpa ragu. 

“Kami akan membantu memfasilitasi masalah tersebut,” ujar Prabowo, menandai niat Indonesia untuk mendorong inklusivitas dalam tatanan dunia multipolar yang tengah tumbuh.

Di ujung pidatonya, Prabowo mengundang sang Perdana Menteri Thailand untuk berkunjung ke Jakarta, dan bahkan mengundang Raja Thailand untuk datang ke Indonesia. Sebuah ajakan simbolis, tetapi sarat makna bahwa diplomasi bukan sekadar urusan protokol, tapi jalinan yang dibangun di atas rasa saling percaya dan visi bersama.

Respons Baik PM Thailand

Di sisi lain, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra juga mengamini pandangan Prabowo: perdagangan bilateral yang saat ini menyentuh angka US$18 miliar hanyalah permulaan dan akan banyak peluang untuk pertumbuhan.

Mengingat, kedekatan geografis dan kekuatan pasar masing-masing memberi peluang besar untuk ekspansi. Dia menyatakan kesiapan Thailand untuk menjadi tuan rumah First Joint Trade Commission yang akan membahas strategi konkret memperluas kerja sama ekonomi.

Perdana Menteri muda itu juga secara terbuka menyampaikan terima kasih atas dukungan Prabowo terhadap perusahaan-perusahaan Thailand yang beroperasi di Indonesia. Ia berharap kerja sama investasi bisa terus diperluas, dengan kepastian hukum dan perlakuan yang adil terhadap pelaku usaha. 

Dalam kerangka ketahanan pangan, Paetongtarn menyambut baik inisiatif kerja sama di sektor pertanian, industri halal, perikanan berkelanjutan, dan energi hijau. Di sinilah ia melihat peluang besar untuk membangun rantai pasok regional yang kokoh—terutama di tengah dinamika perubahan iklim dan fluktuasi pasokan global.

Tak hanya hubungan antarnegara, Paetongtarn juga memberi perhatian besar pada kerja sama people-to-people. Dia menyebut pembukaan jalur penerbangan baru antara Bangkok–Surabaya dan Phuket–Medan sebagai bukti konkret upaya memperkuat konektivitas.

 Lebih dari sekadar angka wisatawan, inisiatif ini menegaskan niat kedua negara untuk menyatukan simpul budaya dan memperkuat saling pengertian.

“Kami melihat peluang besar untuk promosi pariwisata secara bersama,” ujar Paetongtarn.

Mengakhiri pidatonya, Paetongtarn menyampaikan harapan tulusnya untuk berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat. Satu kalimat yang terdengar sederhana, tetapi sarat makna diplomatik dan personal relasi yang telah dibangun dengan susah payah kini siap ditumbuhkan, diperkokoh, dan diwariskan.

Menjelang akhir agenda, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono menyebut kunjungan ini bukan hanya simbolik, tapi juga sarat makna dan hasil konkret. Sebab, tak hanya urusan ekonomi dan politik, tetapi kedua negara sepakat untuk mempererat kerja sama strategis.

Di bidang pertahanan, Presiden Prabowo mendorong peningkatan latihan militer bersama, pertukaran personel, hingga latihan gabungan. Bagi Prabowo—yang berlatar belakang militer—penguatan hubungan antar-angkatan bersenjata adalah salah satu fondasi penting kerja sama regional.

Bahkan, khusus di sektor investasi, Indonesia menawarkan Sovereign Wealth Fund Danantara sebagai kendaraan utama. Danantara sendiri kini diperkuat oleh tokoh-tokoh dunia seperti Thaksin Shinawatra, Tony Blair, dan Paul Keating, yang diharapkan memperkuat jejaring dan kredibilitas Indonesia dalam menarik investor asing.

Menurutnya, salah satu dokumen penting yang ditandatangani dalam kunjungan ini adalah nota kesepahaman (MoU) di bidang kesehatan. Isinya mencakup kerja sama penelitian, industri farmasi, pelatihan tenaga kesehatan, dan upaya mitigasi pandemi di masa depan.

“Ya, seluruh sektor yang ada kaitannya dengan kesehatan,” kata Sugiono.

Menlu Sugiono menegaskan bahwa hasil-hasil kunjungan ini bukan hanya manis di atas kertas. Presiden Prabowo, katanya, telah memberi arahan langsung kepada para menteri terkait agar semua kesepakatan segera ditindaklanjuti.

“Banyak hal yang sifatnya konkret,” ujarnya. Artinya, dari Bangkok, kerja besar berikutnya telah menanti.

Dan boneka kucing dari buah itu—simbol keramahan, keberuntungan, dan ketulusan dalam budaya Thailand—menjadi pengingat bahwa di balik segala dinamika geopolitik, diplomasi bisa hadir dalam bentuk paling sederhana dan paling manusiawi.

Diplomasi pun bisa berlangsung melalui sepotong senyuman, sejumput makanan tradisional, dan seekor boneka kucing berkalung bunga teratai.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper