Kabar24.com, JAKARTA - Sebelum ini Arcandra Tahar tidak begitu dikenal publik, namun semua berubah sejak ia dilantik sebagai Menteri Energi Sumber Daya Mineral oleh Presiden Jokowi menggantikan Sudirman Said pada 27 Juli 2016.
Dua puluh hari kemudian, pada 15 Agustus 2016, pria kelahiran Padang, 10 Oktober 1970 itu diberhentikan secara hormat oleh Presiden Jokowi karena memiliki kewarganegaraan ganda, WNI sekaligus warga Amerika Serikat.
Dia pun mencatat rekor baru dalam sejarah kabinet di Indonesia menjadi orang pertama yang menjabat menteri dalam waktu paling singkat hanya 20 hari.
Sejak itu popularitas doktor Ocean Engineering dari Texas A&M University di AS pada 2001 ini meroket untuk menyedot perhatian publik, karena kontroversi kewarganegaraannya.
"Sejak itu sampai sekarang saya tidak mau lagi menonton tv, kalau di rumah tv mati terus," kata dia saat kuliah umum di Universitas Andalas.
"Izinkan saya mohon maaf dalam dua bulan terakhir, saya yakin pulsa ibu, bapak dan hadirin semua habis karena menonton saya," lanjut suami dari Fauline Y Tahar itu.
Arcandra menyatakan, dia adalah orang Minang asli yang mengikuti bersekolah di Padang sejak SD sampai SMA. Kemudian, lanjut kuliah sarjana di ITB, hingga berangkat ke Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikan dan bekerja di sektor perminyakan.
"Saya ini Minang asli, bahasa Inggris saya esmin alias english minang," katanya.
Ia menceritakan pertama kali dipanggil pulang ke Indonesia pada Rabu 20 Juli 2016 dengan pesan bahwa "Senin 25 Juli 2016 sudah harus sampai di Indonesia".
Dia mengaku tidak diberitahu mau dilantik sebagai apa. Dia baru bisa meninggalkan Amerika Serikat menuju Indonesia pada Jumat 22 Juli.
"Kalau sudah dipanggil pulang itu saya pulang, hari Senin sudah harus sampai di Tanah Air, diberitahu Rabu, harus menyiapkan segala sesuatu, kalau dengan pesawat kan lebih dari 24 jam waktu perjalanan, kalau jalan kaki bisa lebih lama lagi," selorohnya.
Arcandra pun pulang ke Indonesia dengan membawa delapan koper; dua koper miliknya, dua koper milik sang istri dan dan empat koper anaknya.
"Sampai hari ini saya hanya punya delapan koper itu", kata Arcandra.
Taksi dan jas
Ketika pulang ke Indonesia setelah 20 tahun hidup di AS, dia hanya dipesani "tidak boleh ada yang tahu kepulangannya termasuk keluarga".
"Sebelum naik pesawat baru saya telepon keluarga kalau mau pulang dan tiba di Indonesia pada Minggu 24 Juli 2016," katanya.
Mengingat tidak memiliki rumah di Indonesia, Arcandra memutuskan untuk menginap di hotel. Mertuanya kemudian tahu sang menantu akan dilantik menjadi menteri hanya gara-gara kebaya istri.
"Istri harus pakai kebaya, di mana mau mencari kebaya di Amerika," kata Arcandra.
Pada hari pelantikan 27 Juli 2016, sewaktu sarapan pagi, Arcandra baru menyadari dengan apa dia berangkat ke Istana.
"Teman tidak tahu, saudara juga tidak tahu, ke sana mau naik apa ya, akhirnya ada ide naik taksi saja," kata dia.
Temannya dari Amerika mengusulkan untuk naik taksi yang agak mahal sedikit. Akhirnya Arcandra, istri dan temannya itu, semuanya sembilan orang, naik taksi ke Istana.
Memakai baju putih, dia tak tahu mau dilantik sebagai apa.
Kebingungan tak berhenti di situ. Saat hendak berangkat, ia baru sadar dengan uang apa dia harus membayar taksi, karena dia hanya punya dolar AS. Arcandra lalu meminjam uang kepada ibu mertuanya.
Ketika hendak naik, ia kembali terpikir nanti saat turun tidak lucu harus bayar taksi. Akhirnya, seorang teman Arcandra memutuskan ikut menemani, demi membayarkan taksi.
"Saat dalam mobil kami sembilan orang, bayangan saya adalah ketika dulu menonton sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang diantar ramai-ramai pergi wisuda," ujarnya.
Tiba di pintu Istana ternyata taksi tidak diperbolehkan masuk Istana. Mereka langsung dihadang Paspampres.
"Pelantikan menteri pak," ucap teman Arcandra yang ikut dalam mobil kepada petugas sehingga mobil mereka diizinkan masuk Istana.
Tiba di Istana sudah ada dua orang yang memakai baju putih. Ternyata dua orang ini sama sekali tidak mengenal Arcandra. Demikian pula sebaliknya, Arcandra tidak kenal dua orang.
Dua orang ini membawa jas, sementara Arcandra hanya mengenakan baju putih. Dua orang itu bertanya, mengapa Arcandra tidak membawa jas.
"Saya baru ingat jas ada dalam taksi yang sudah keluar," kata Arcandra.
Demi kemanfaatan
Dua bulan setelah "dipensiundinikan sebagai menteri", Arcandra kembali dilantik oleh Presiden sebagai Wakil Menteri ESDM mendampingi Ignasius Jonan demi mengurusi sektor energi, pertambangan dan sumber daya alam.
Ia bertekad membangun kemandirian bangsa dengan mengedepankan kemanfataan pengelolaan sumber daya alam.
Menurutnya, sumber daya alam harus dikelola dengan prinsip kebermanfataan bukan menjadikannya komoditas karena UUD 1945 jelas menyatakaan kekayaan alam dikelola dan dikuasai negara serta digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
"Kalau menjadikan kekayaan alam sebagai komoditas maka kemanfaatan yang diperoleh lebih kecil," kata dia.
Ia memberi contoh, jika gas dijadikan komoditas maka cukup dijual saja sehingga dapat keuntungan, tetapi kalau mengedepankan asas kemanfaatan, bisa dibuat produk turunan dari gas, seperti pupuk hingga industri petrokimia sehingga nilai untung gas berlipat-lipat.
Semakin banyak turunan sumber daya alam, semakin tinggi nilai kemanfataannya, ujar Arcandra.
Dia juga menekankan, pentingnya menjaga kemandirian bangsa pada bidang energi agar negara menjadi berdaulat.
"Kedaulatan erat kaitannya dengan ketahanan artinya ketersediaan terjamin dan dapat diakses serta stok mencukupi sehingga bangsa bisa mandiri," demikian Arcandra.
Kisah di Balik Pelantikan Arcandra Tahar Jadi Menteri
Sebelum ini Arcandra Tahar tidak begitu dikenal publik, namun semua berubah sejak ia dilantik sebagai Menteri Energi Sumber Daya Mineral oleh Presiden Jokowi menggantikan Sudirman Said pada 27 Juli 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
14 menit yang lalu