Bisnis.com, JAKARTA--Para calon presiden dinilai lebih banyak berbicara masalah politik dan ekonomi ke depan sehingga masalah pendidikan dan perlindungan atas tindak kekerasan pada anak terkesan terbaikan.
Demikian dikemukakan oleh Wakil Ketua MPR, Melani Leimena dalam diskusi bertema "Ancaman Pendidikan Anak Kita" di Gedung MPR, Senin (19/5/2014).
“Hingga saat ini, saya belum dengar capres dan cawapres mengangkat masalah kekerasaan dan kejahatan seksual pada anak,” ujarnya. Dia menambahkan bahwa masyarakarat harus cermat memperhatikan visi dan misi para capres terkait masalah tersebut karena anak-anak. Pasalnya anak-anak yang mencapai 80% dari jumlah penduduk merupakan penentu masa depan suatu bangsa.
Melani menyatakn ikut prihatin dengan sejumlah kasus kekerasan seksual pada anak-anak akhir-akhir ini. untuk itu, dia juga meminta agar Undang- undang tentang kekerasan terhadap anak direvisi sehingga lebih otimal dalam memberikan perlindungan pada mereka.
Menyoal pelaku kekerasan seks terhadap anak, dirinya berharap agar pelakunya dihukum seberat-beratnya. Bahkan dia menyebutkan hukuman atas pelaku kejahatan itu tidak saja dengan hukuman penjara selama 15 tahun, namun harus dikebiri agar memberi efek jera.
Senada dengan Melani, Ketua Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asroru Niam Sholeh meminta agar para capres menjual gagasan soal perlindungan pada anak. Oleh karena itu, lanjut Asroru, lembaganya akan mengusulkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar memasukkan materi soal pendidikan dan perlindungan anak-anak dalam kampanye capres.
“Saya minta slot ke KPU, nanti debatnya ada soal perlindungan anak ke depan. Kita minta capres bisa merealisasikan, jangan sampai hanya sekedar wacana,” ujarnya.