Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China dikabarkan telah berhasil mengeluarkan 131 bangkai babi yang terdapat di Sungai Ganjiang, yang menjadi sumber air minum bagi hampir 5 juta orang.
Seperti dilansir dari Bloomberg, peristiwa ini telah memicu kekhawatiran terkait keamanan pangan setelah lebih dari 10.000 bangkai babi ditemukan di Sungai Huangpu yang mengaliri pusat kota Shanghai.
Kantor berita Xinhua melaporkan air keran di kota timur Nanchang yang mendapatkan pasokan air dari Sungai Ganjiang masih aman diminum. Sampai saat ini, otoritas setempat masi mengumpulkan bangkai babi di sungai tersebut.
Kemunculan kembali hewan yang mati di sungai besar China telah menarik perhatian publik pada soal keamanan pangan dan pengawasan industri babi di China. Permintaan daging babi di negara tersebut memang semakin melonjak. Pemerintah setempat juga telah menegaskan komitmennya untuk menjaga kualitas makanan.
Cherry Zhang , seorang analis di Shanghai JC Intelligence Co, mengatakan peternakan babi telag membuat transisi dari operasi skala kecil yang kekurangan sumber daya menjadi produsen besar dan manajemen yang lebih teratur. Namun, upaya itu tidak akan berhasil dalam waktu singkat.
Tahun lalu, kekhawatiran soal keamanan pangan dan peningkatan biaya produksi daging babi di negara tersebut membuat Shuanghui International Holdings, produsen daging babi terbesar di China, berencana membeli Smithfield Foods sebesar US$4,7.