Bisnis.com, JAKARTA – Tim inspeksi dari Badan Energi Atom International (International Energy Atomic Agency/IAEA) tiba di Tehran untuk meninjau implementasi kesepakatan nuklir antara Iran dengan enam kekuatan dunia yang telah diselesaikan pekan lalu.
Rombongan yang dipimpin oleh insinyur nuklir Massimo Aparo tiba pada Sabtu (18/1/2014) dan akan mulai pelaporan ke IAEA pada hari Senin sebagai langkah awal dari kesepakatan itu.
Pejabat dari Organisasi Energi Atom Iran bertemu dengan tim IAEA di bandara, dan kedua kelompok dijadwalkan untuk melakukan pertemuan.
Menurut ketentuan perjanjian dengan Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis, Inggris dan Jerman, Iran akan berhenti bekerja pada beberapa bagian dari program nuklirnya dengan imbalan bantuan dari beberapa sanksi internasional yang telah merusak perekonomian negara.
Tim IAEA akan mengunjungi Natanz dan fasilitas nuklir Fordow untuk memastikan bahwa Iran akan menghentikan pengayaan uranium sampai 20% dan persediaan uranium yang diperkaya diencerkan.
Namun, pada Desember 2013, sejumlah anggota parlemen garis keras memperkenalkan rancangan undang-undang (RUU) di parlemen Iran untuk mendorong peningkatan pengayaan uranium hingga 60%, dengan dalih akan digunakan untuk kapal selam nuklir.
RUU ini dipandang bertentangan dengan RUU Senat AS sehingga meningkatkan usulan sanksi terhadap Iran . Untungnya RUU itu belum di-voting oleh parlemen Iran. Jika sudah di-voting, bisa jadi kesepakatan antara Iran dan enam kekuatan dunia akan sirna.