Bisnis.com, JAKARTA - Isu penerapan tarif progresif untuk ekspor produk mineral olahan menjadi sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Rabu (15/1/2014).
Berita lainnya yaitu manuver PT Perusahaan Gas Negara (PGN) memborong saham Blok Ujung Pangkah milik PT Hess Indonesia dan potensi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5% tahun ini.
Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota:
Tarif Ekspor 25%
Pemerintah menerapkan tarif progresif untuk ekspor produk mineral olahan guna mendorong penghiliran sektor pertambangan. Per 12 Januari-31 Desember 2014, tarif dipatok 20-25%. Mulai awal 2015, tarif rata-rata naik 10 basis poin per semester. (KOMPAS)
Giliran PGN Menyalip Pertamina
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) melakukan manuver dengan memborong saham Blok Ujung Pangkah milik PT Hess Indonesia. Padahal sebelumnya, rapat Kementerian BUMN dan Pertamina pada 7 Januari 2014, meminta PGN membatalkan niatnya tersebut demi memuluskan rencana merger PGN dengan PT Pertamina Gas. (KONTAN)
Ekonomi Bisa tumbuh 6,5%
Perekonomian nasional pada 2014 dan 2015 berpotensi tumbuh 6-6,5%. Pemerintah dan Bank Indonesia tidak perlu mengerem pertumbuhan ekonomi dengan menaikkan suku bunga dan menahan laju sektor riil untuk menekan konsumsi hanya karena khawatir rupiah terpuruk dan inflasi membubung. Ekonomi akan tumbuh pesat dalam level yang aman jika investasi tumbuh berkualitas dan neraca perdagangan kembali surplus (INVESTOR DAILY).
Sinyal January Effect Belum Tampak
Pelaku pasar menilai hingga pekan kedua Januari 2014, aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia cenderung stagnan, tidak memperlihatkan rally panjang yang berpotensi membuat kinerja pasar saham positif di awal tahun dan bisa ditutup positif juga di akhir tahun atau January effect (FINANCE TODAY).