Bisnis.com, MALANG - Harga cabe rawit dan bawang merah diprediksi turun pekan depan yang dipicu rencana impor pemerintah dan lemahnya daya beli masyarakat.
Totok Purwanto, Kepala Unit Pelaksana Teknis Stasiun Terminal Agribisnis (STA) Mantung, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, mengatakan kabar tentang rencana pemerintah yang segera mengimpor cabe rawit dan bawang merah me buat pedagang besar was-was.
Mereka khawatir harga turun drastis bersamaan dengan datangnya cabe rawit dan bawang merah impor di pasar sehingga tidak berani menyimpan komoditas tersebut dalam jumlah banyak.
“Bahkan pedagang menengah tidak berani kulakan dua komoditas yang harganya naik turun itu. Jika pun kulakan, jumlahnya hanya kecil,” katanya hari ini, Rabu (17/7/2013).
Di sisi lain, daya beli masyarakat juga turun sebagai dampak penaikan harga bahan bakar minyak serta kenaikan barang dan jasa. Indikator sederhananya, pedagang tidak berani kulakan sayur seperti biasanya karena takut tidak laku.
Oleh karena itu, Totok memprediksikan pekan depan harga cabe dan bawang merah turun. Pertimbangan karena pedagang besar akan mengeluarkan stoknya karena khawatir cabe dan bawang merah datang sehingga memenuhi pasar.
Dampaknya harga dua komoditas itu pun turun tajam. Kondisi tersebut jelas merugikan pedagang besar karena mereka biasanya stok dagangannya jika tidak segera dilepas.
Saat ini, harga cabe rawit di STA Mantung memang masih tinggi, yakni Rp45.000/kg atau naik tajam bila dibandingkan dengan sepekan lalu yang masih Rp30.000/kg.
Harga bawang merah juga naik dari Rp25.000/kg pada dua pekan lalu menjadi Rp52.000/kg.
Dua komoditas tersebut, kata Totok, memang pasokannya berkurang karena penyakit dampak dari anomali cuaca. Bahkan di Brebes, Jawa Tengah, yang merupakan sentra produksi bawang merah, komoditas justru tidak ada. “Saya sendiri yang memantau bawang merah di Brebes.”
Pasokan bawang merah ke STA Mantung dipenuhi dari produksi bawang merah di Bali dan Ampenan, Nusa Tenggara Barat. Namun jumlahnya relatif kecil.