Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menolak memberikan pendapat soal kemungkinan Israel ambil alih Jalur Gaza usai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tengah mengkaji rencana pendudukan total wilayah Palestina tersebut.
"Kami sedang berada di sana sekarang, berusaha memberi makan orang-orang. Untuk urusan lainnya, saya benar-benar tidak bisa mengatakan apa-apa. Itu sepenuhnya akan menjadi keputusan Israel,” ujar Trump kepada wartawan dikutip melalui Reuters pada Rabu (6/8/2025).
Trump menambahkan bahwa Israel bersama negara-negara Arab akan membantu dalam distribusi bantuan pangan dan keuangan ke wilayah Gaza yang saat ini menghadapi krisis kemanusiaan akut akibat blokade dan serangan militer berkepanjangan.
Pernyataan itu disampaikan tak lama setelah laporan media menyebut Netanyahu menggelar pertemuan tertutup dengan pejabat tinggi keamanan Israel, di mana ia dilaporkan mendukung rencana pengambilalihan militer secara penuh atas Gaza.
Namun, hal itu memicu kekhawatiran akan aneksasi de facto terhadap seluruh wilayah Palestina.
Sebelumnya pada tahun ini, Trump sempat mengusulkan agar Amerika Serikat mengambil alih kendali atas Gaza pasca konflik, namun gagasan tersebut langsung mendapat kecaman luas dari komunitas internasional, termasuk negara-negara Arab, PBB, para ahli hak asasi manusia, dan warga Palestina sendiri.
Baca Juga
Konteks Krisis Gaza
Serangan militer Israel yang telah berlangsung hampir dua tahun di Jalur Gaza telah menewaskan puluhan ribu warga sipil, menciptakan krisis kelaparan, dan memaksa hampir seluruh penduduknya mengungsi.
Akibatnya, Israel kini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) serta tuduhan kejahatan perang di Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Israel membantah tuduhan tersebut dan mengklaim operasi militer dilakukan sebagai bentuk pembelaan diri setelah serangan mendadak oleh kelompok Hamas pada Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang Israel dan menyandera lebih dari 250 lainnya.
Sejauh ini, rencana Netanyahu diperkirakan akan memperburuk ketegangan regional dan memperkuat tuduhan internasional terhadap Israel.
Di sisi lain, sikap ambigu Presiden Trump dinilai dapat memperlemah posisi diplomatik Amerika Serikat dalam upaya penyelesaian konflik dan penghormatan terhadap hukum internasional. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Netanyahu terkait laporan rencana tersebut.