Bisnis.com, JAKARTA - Perbatasan Kamboja-Thailand memunculkan konflik panas hingga terdengar saling serang senjata pada Rabu (23/7/2025).
Thailand mengeklaim Kamboja telah menembakkan sejumlah roket ke wilayahnya. Pihaknya kemudian membalas dengan meluncurkan jet tempur F-16 ke wilayah konflik.
Thailand menargetkan situs-situs militer Kamboja di sepanjang perbatasan. Gerbang perbatasan pun langsung ditutup sejak konflik mencuat.
"Kami telah meningkatkan langkah-langkah ke level 4, yang mencakup penutupan total semua pos pemeriksaan perbatasan di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja," kata Laksamana Muda Surasant Kongsiri, juru bicara Pusat Ad Hoc untuk Situasi Perbatasan Thailand-Kamboja, dikutip dari CNN.
Surasant mengatakan Thailand merasa "wajib dan terpaksa" untuk menutup perbatasan karena situasinya telah meningkat.
Adapun menurut laporan Reuters, 11 warga sipil disebut tewas, menurut Menteri Kesehatan Thailand.
Baca Juga
Somsak Thepsuthin mengutuk serangan Kamboja terhadap sebuah rumah sakit, dan menambahkan bahwa tindakan tersebut dapat dianggap sebagai kejahatan perang dan harus bertanggung jawab.
Kementerian Luar Negeri Thailand sebelumnya mengatakan bahwa pasukan Kamboja menembakkan "artileri berat" ke sebuah pangkalan militer Thailand pada Kamis pagi dan juga menargetkan wilayah sipil termasuk sebuah rumah sakit, yang mengakibatkan korban sipil.
Menteri Kesehatan juga meminta Kamboja untuk menghentikan kekerasan yang sedang berkecamuk.
Di saat yang sama, Kamboja juga mendesak Thailand untuk menghentikan serangan yang terjadi pada baru-baru ini.
Perdana Menteri Kamboja pun telah mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengadakan "pertemuan darurat" guna "menghentikan agresi Thailand," setelah pertempuran semakin intensif terjadi antara kedua negara.
Perdana Menteri Hun Manet mengatakan angkatan bersenjata Thailand melancarkan "serangan yang tidak beralasan, terencana, dan disengaja terhadap posisi Kamboja di sepanjang wilayah perbatasan," dan menuduhnya melanggar hukum internasional dalam suratnya kepada Presiden Dewan Keamanan Asim Iftikhar Ahmad.