Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan bahwa gencatan senjata di Gaza bakal segera mencapai kesepakatan pada pekan depan, dengan menjanjikan tambahan bantuan ke wilayah tersebut.
Hal itu disampaikan Presiden Trump kepada wartawan saat merayakan perjanjian Kongo–Rwanda di Gedung Putih pada Jumat (27/6/2025) waktu setempat. Sayangnya, Trump tidak memberikan penjelasan rinci kepada siapa ia berunding mengenai kesepakatan tersebut.
"Saya baru saja berbicara dengan beberapa orang yang terlibat. Situasinya sangat buruk... dan kami pikir dalam minggu depan, kami akan mencapai gencatan senjata, dan kami akan memasok, seperti yang Anda tahu, banyak uang dan banyak makanan ke daerah itu," katanya, dikutip Bloomberg.
Kedutaan Besar Israel di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar pada Jumat malam.
"Kami terlibat karena banyak orang yang meninggal," imbuh Trump.
Hingga saat ini, korban sipil di Gaza terus berjatuhan. Sebanyak 549 warga Palestina gugur dan 4.066 lainnya mengalami cedera saat menunggu bantuan pangan yang didistribusikan di lokasi yang dikelola Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), milik AS.
Baca Juga
Menurut laporan Haaretz, Israel telah memberi perintah kepada tentaranya untuk menembaki warga Palestina tak bersenjata yang mencari bantuan di Gaza. Laporan tersebut mengutip tentara Israel yang tidak disebutkan namanya.
"Kami menembakkan senapan mesin dari tank dan melemparkan granat. Ada satu insiden di mana sekelompok warga sipil tertembak saat bergerak maju di bawah kabut," kata seorang tentara kepada Haaretz.
Pada saat yang sama, Trump mengecam klaim Ayatollah Ali Khamenei bahwa Iran memenangkan perang 12 hari terakhir dengan Israel.
Amerika Serikat telah memberi tahu Dewan Keamanan PBB bahwa serangannya terhadap Iran akhir pekan lalu bertujuan untuk "menghancurkan kapasitas pengayaan nuklir Iran dan menghentikan ancaman rezim ini memperoleh dan menggunakan senjata nuklir," menurut surat yang dilihat oleh Reuters.
Dalam pesan yang ditujukan kepada dewan beranggotakan 15 orang tersebut, pejabat Duta Besar AS untuk PBB, Dorothy Shea, mengatakan bahwa Washington tetap berkomitmen untuk mengejar kesepakatan dengan pemerintah Iran.