Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Iran membantah akan melakukan pertemuan dengan Amerika Serikat (AS) pada pekan depan terkait perundingan nuklir.
Dilansir portal berita Turki aa.com, Menteri Luar Negeri Abbas Araqchi untuk saat pihaknya belum memiliki rencana untuk menemui AS dalam waktu dekat.
"Sejauh ini belum ada kesepakatan untuk putaran baru perundingan tidak langsung dengan AS. Pernyataan mereka penuh dengan kontradiksi," ujarnya kepada TV pemerintah Iran, dikutip pada Jumat (27/6/2025).
Dia menambahkan, AS kerap membujuk Iran terkait dengan pembahasan soal nuklir. Namun, kubu Iran mengaku telah dikhianati AS lantaran di tengah perundingan itu terjadi penyerangan oleh Israel.
Seperti diketahui, penyerangan Israel itu ditujukan untuk meratakan fasilitas nuklir milik Iran pada minggu kedua Juni 2025. Eskalasi serangan terus terjadi, usai AS ikut menyerang Iran dengan menyasar fasilitas nuklir pada Minggu (22/6/2025).
“Meskipun demikian, diplomasi terus berjalan, dan saya terus berhubungan dengan beberapa menteri luar negeri,” pungkasnya.
Baca Juga
Sekadar informasi, peristiwa saling serang terus terjadi. Iran tak tinggal diam setelah dibombardir Israel-AS. Misalnya, Iran melakukan serangan balik terhadap pangkalan militer AS di Qatar.
Serangan rudal itu menyasar pangkalan udara Al Udeid milik AS di Qatar pada hari Senin setelah ledakan terdengar di seluruh ibu kota Qatar menyusul ancaman Teheran untuk membalas serangan udara AS terhadap situs nuklirnya.
Militer Iran mengatakan serangan itu "menghancurkan dan dahsyat". Namun, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa serangan itu tidak menewaskan pasukan AS.
"Tidak ada warga AS yang terluka dan hampir tidak ada kerusakan yang terjadi," kata Trump dalam unggahan di akun X resmi @WhiteHouse yang dikutip Selasa (24/6/2025).
Adapun, saat ini Trump telah mengumumkan gencatan senjata antara kedua belah pihak. Rencananya, gencatan senjata dilakukan bertahap, setelah masing-masing menyelesaikan operasi militer yang masih berlangsung.