Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Ingatkan Trump Soal Bahaya Pasca AS Bombardir Iran

Rusia mengingatkan serangan AS hanya akan menyatukan kekuatan masyarakat Iran dengan Ayatollah Ali Khamenei.
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di luar Moskow, Rusia, Selasa 13 Agustus 2024./Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di luar Moskow, Rusia, Selasa 13 Agustus 2024./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menuturkan bahwa serangan Amerika Serikat (AS) di bawah komando Donald Trump hanya akan menyatukan kekuatan masyarakat Iran dengan Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei.

Kremlin, yang memiliki kemitraan strategis dengan Iran dan juga memelihara hubungan dekat dengan Israel, telah berulang kali memperingatkan Washington bahwa serangan AS terhadap Iran akan menjerumuskan seluruh wilayah ke dalam "jurang".

"Trump, yang datang sebagai presiden pembawa damai, telah memulai perang baru bagi AS. Orang-orang (Iran) berkonsolidasi di sekitar kepemimpinan spiritual, bahkan mereka yang tidak bersimpati padanya," katanya dilansir dari Reuters, Minggu (23/6/2025).

Medvedev juga mengatakan bahwa serangan AS sepertinya tidak berdampak terlalu besar terhadap infrastruktur nuklir Iran. Sebaliknya AS dalam bahaya akan ditarik ke dalam operasi darat.

Sekadar informasi, Presiden Vladimir Putin telah berulang kali menawarkan untuk menjadi penengah antara Amerika Serikat dan Iran, meskipun Putin pada pekan lalu menolak untuk membahas kemungkinan bahwa Israel dan Amerika Serikat akan membunuh Khamenei.

Putin mengatakan bahwa Israel telah memberi jaminan kepada Moskow bahwa tenaga spesialis Rusia yang membantu membangun dua reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr di Iran tidak akan terluka dalam serangan udara.

Adapun Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk keras serangan AS yang menurutnya telah merusak Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa harus menanggapi, kata Moskow.

"Sudah jelas bahwa eskalasi yang berbahaya telah dimulai, yang penuh dengan perusakan lebih lanjut terhadap keamanan regional dan global," katanya. "Risiko konflik yang menyebar di Timur Tengah, yang sudah dicengkeram oleh berbagai krisis, telah meningkat secara signifikan."

Meskipun Moskow telah membeli senjata dari Iran untuk perangnya di Ukraina dan menandatangani kesepakatan kemitraan strategis selama 20 tahun dengan Teheran awal tahun ini, hubungan mereka sejak abad ke-16 terkadang bermasalah.

Adapun di dalam Rusia, ada seruan bagi Rusia untuk membantu mitranya dan memasok Iran dengan dukungan yang sama seperti yang telah diberikan Washington kepada Ukraina - termasuk sistem pertahanan udara, rudal, dan intelijen satelit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Edi Suwiknyo
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper