Bisnis.com, JAKARTA – Biasanya, halaman tengah Istana Merdeka di Jakarta identik dengan suasana yang bersih dan lapang. Namun, Minggu (17/8/2025) siang itu, pemandangan berbeda tersaji. Seusai Upacara Detik-detik Proklamasi, aroma sate yang dibakar, tawa anak-anak yang berlarian, hingga alunan musik campursari Ndarboy Genk memenuhi udara.
Rakyat dari berbagai penjuru nusantara duduk berbaur di bawah rindangnya pohon, menyantap soto, mie goreng, atau kudapan tradisional. Untuk pertama kalinya, halaman Istana bukan hanya milik pejabat negara, melainkan menjadi ruang pesta rakyat—tempat pemimpin dan masyarakat melebur tanpa sekat, merayakan kemerdekaan dengan cara paling sederhana: berbagi rasa dan kebersamaan.
Asap tipis mengepul dari kuah panas bakso yang disajikan di mangkuk-mangkuk kecil. Tak ada bunyi suara “ting… ting…” dari mangkok beradu sendok tetapi tertutup dengan obrolan riuh warga yang mengantre bawah pohon rindang halaman tengah Istana Merdeka. Sementara di sisi lain, gerobak siomay dengan hiasan merah putih tampak dikerumuni anak-anak yang berebut saus kacang kental di atas siomay kukus.
Bukan di alun-alun atau pasar malam, melainkan di Istana Merdeka. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, gerobak bakso dan siomay benar-benar masuk ke dalam kompleks kepresidenan. Para pedagang yang biasanya berjualan di pasar kini ikut meramaikan pesta rakyat peringatan HUT ke-80 RI di Istana.
Pesta rakyat ini menghadirkan puluhan stan makanan yang disiapkan oleh para pedagang dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari sekitar Istana.
Hidangan khas Nusantara tersaji berjejer, mulai dari sate, soto ayam, mie goreng Jawa, hingga aneka kudapan tradisional lainnya. Kursi-kursi di antara pohon-pohon rindang telah disiapkan agar masyarakat bisa menikmati hidangan sambil ditemani alunan musik dari grup musik Ndarboy Genk yang membuat suasana makin meriah dan hangat.
Baca Juga
Salah seorang masyarakat yang hadir, Zefanya mengaku terkesan dengan inisiatif baru ini. Menurutnya, keterlibatan para pelaku UMKM dan pedagang memperlihatkan kebersamaan yang saling menyatu.
“Kita bisa bersama-sama pejabat dengan rakyat, bisa bersama-sama menyatu dalam satu acara khusus untuk menikmati hidangan yang telah disajikan oleh Istana Merdeka Jakarta,” ucapnya.
Sementara itu, Dewi Leba, masyarakat yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan pesta rakyat untuk pertama kalinya. Acara ini menurutnya dapat membantu roda ekonomi para pelaku usaha yang terlibat.
“Jadi selain ada pesta kemeriahannya dapat, roda ekonomi di tempat ini juga berputar dan membantu para pelaku usaha, makanan dan lain-lain,” ucapnya.
Bagi para pedagang, keterlibatan dalam pesta rakyat ini memberikan kebanggaan tersendiri dengan membawa dagangan mereka masuk ke halaman Istana. Ahmad Musfiq, pedagang sate Madura, juga mengaku bangga bisa masuk ke Istana untuk pertama kalinya.
Sementara bagi Khoirun Nasikin, pedagang mie goreng Jawa yang telah mendapatkan kesempatan masuk Istana sebelumnya mengatakan bahwa pesta rakyat kali ini terasa berbeda.
“Ya, cukup menyenangkan. Semoga makin berkembang, ekonominya makin membaik,” ucap Khoirun.