Bisnis.com, JEDDAH — Di antara 393 jemaah haji Embarkasi Solo yang sekitar 80% adalah lanjut usia, terselip beberapa wajah-wajah muda. Salah satunya Briliant Afifah (32) yang tergabung dalam kelompok terbang 31 Embarkasi Solo (SOC-31). Ditemui sebelum kepulangannya dari Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Jumat (20/6/2025) Afifah bercerita telah didaftarkan haji oleh orang tuanya sejak 12 tahun yang lalu saat dirinya masih berada di bangku kuliah.
Afifah tahun ini berangkat bersama sang ibunda, Wiwik Hartini (55) yang berhaji menggantikan atau membadalkan ayahnya yang telah meninggal. Wiwik sendiri sudah pernah berhaji bersama sang suami beberapa tahun yang lalu. Afifah mengatakan orang tuanya memang menginginkan ketiga anak mereka bisa menunaikan rukun Islam kelima itu semuda mungkin.
Keberangkatan Afifah ke Tanah Suci seharusnya masih dua tahun lagi. Akan tetapi, dengan program penggabungan mahram dan pendamping, maka dia bisa berangkat tahun ini.
"Ibu badalin kakek, bapaknya ibu. Jadi karena ibu berangkat sendiri. Aku juga belum nikah, daripada dua tahun lagi juga enggak tahu gimana, jadi digabungin," kata Afifah.
Berhaji di usia muda, lanjutnya, memang anugerah tersendiri terutama terkait dengan kekuatan fisik yang masih prima. Akan tetapi, yang tak kalah penting menurut Afifah adalah ilmu dalam berumrah dan berhaji.
"Paling berat ngantre aja sih, ngantre kamar mandi, yang mana orang enggak tahu kebersihannya kayak apa, yang lain masih bisa disabarin, Allah lancarkan, mudahkan," ujarnya.
Baca Juga
Selama berada di puncak haji, Afifah mengaku berdoa untuk kebaikan dunia dan akhirat serta berharap untuk bisa menjadi pribadi yang konsisten dalam kebaikan.
Mereka yang berhaji di usia relatif muda, rata-rata menggantikan porsi haji orang tua yang telah berpulang, atau seperti Afifah, telah didaftarkan keluarganya sejak lama.
Sebelumnya, ada pula kisah kakak-beradik Alya Laily Afifah (19) dan Nasywa Raudhatul Azka (21) yang berangkat bersama kedua orang tuanya, Aep Ahmad Sayuti dan Neng Nurjannah. Keluarga itu tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 7 Embarkasi Kertajati (KJT-7).
Aep bercerita, sudah sejak lebih dari dua dekade silam, dia menyimpan harapan bahwa anak-anaknya bisa berhaji sebelum menikah.
"Karena ibadah haji itu ibadah fisik, lebih baik dilakukan saat masih muda dan kuat,” ungkapnya saat ditemui di Makkah.
Keinginan itu bukan tanpa rintangan. Aep sempat dinyatakan bisa berangkat haji lebih dulu pada 2022 bersama istrinya, tetapi pandemi Covid-19 membuat jadwalnya tertunda.
Dia kemudian menyusun strategi agar anak-anaknya bisa ikut serta pada tahun keberangkatannya. Meski sempat hampir gagal karena masalah usia administrasi, Alya yang tahun lalu baru berusia 18 tahun, bisa masuk dalam daftar keberangkatan 2024.
"Itu karunia dari Allah yang tak bisa saya ukur. Rasanya luar biasa bisa berhaji berempat," kata Aep berkaca-kaca.
Menurut data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) dari total 203.149 jemaah haji yang berangkat tahun ini, sebagian besar berada pada rentang usia 41 hingga 64 tahun sebanyak 138.157 orang.
Sebanyak 17.339 jemaah berada pada rentang usia 26 tahun hingga 40 tahun, sedangkan yang berada di usia 25 tahun ke bawah sebanyak 3.568 jemaah. Adapun, yang berusia lanjut di atas 64 tahun sebanyak 44.085 jemaah.