Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iran Tegaskan Tak Butuh Mediator dalam Konflik dengan Israel

Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi konflik Iran saat ini bukanlah dengan satu negara, melainkan sebuah rezim.
Tim penyelamat bekerja di lokasi bangunan yang rusak setelah serangan Israel, di Teheran, Iran, 13 Juni 2025. Majid Asgaripour / WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Tim penyelamat bekerja di lokasi bangunan yang rusak setelah serangan Israel, di Teheran, Iran, 13 Juni 2025. Majid Asgaripour / WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi buka suara terkait adanya rencana Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai mediator dalam perundingan antara negaranya dengan Israel.

Boroujerdi menyebut kehadiran Putin atau tokoh lain sebagai mediator sebenarnya tidak diperlukan. Dia menilai, konflik Iran saat ini bukanlah dengan satu negara, melainkan sebuah rezim.

"Kami tidak melihat adanya negara yang berhadapan dengan kami. Yang melakukan agresi terhadap Iran adalah sebuah rezim pendudukan terhadap wilayah negara lain, yaitu Palestina," kata Boroujerdi dalam media briefing di Kediaman Resmi Dubes Iran untuk Indonesia di Jakarta pada Selasa (17/6/2025).

Dia juga menegaskan selama rezim zionis itu melakukan agresi terhadap Iran, maka negaranya akan terus melanjutkan serangan balik kepada pihak tersebut.

Boroujerdi melanjutkan rezim zionis Israel menjustifikasi serangan militernya dengan dalih pertahanan preemptif dan klaim untuk mencegah ancaman yang akan segera terjadi.

Namun, dia menuturkan, alasan tersebut tidak diterima dalam kerangka hukum internasional dan Piagam PBB, serta merupakan pelanggaran jelas terhadap prinsip larangan penggunaan kekerasan dalam Pasal 2 (4) Piagam PBB.

Dia melanjutkan serangan bersenjata dan ilegal oleh rezim Zionis terhadap Iran bukan hanya serangan terhadap negaranya, tetapi juga serangan terhadap seluruh sistem PBB dan ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan internasional. 

"Oleh karena itu, Dewan Keamanan PBB wajib turun tangan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan agresi ini," jelas Boroujerdi.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump optimistis perdamaian antara Israel dan Iran akan segera tercapai. Trump juga menyoroti adanya kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin dapat menjadi penengahnya, sehingga perdamaian itu terjadi. 

Melansir Reuters, Trump melalui unggahannya di Truth Social mengklaim hingga kini banyak pertemuan di belakang layar yang terjadi, untuk mendorong kedua negara tersebut mencapai kesepakatan.

Lebih lanjut, dalan unggahan itu pula Trump berpendapat seharusnya Iran dan Israel segera membuat kesepakatan karena saat ini sudah menyebabkan banyak korban jiwa.

“Iran dan Israel seharusnya membuat kesepakatan, dan mereka akan melakukannya. Kita akan memiliki perdamaian, segera, antara Israel dan Iran! Banyak panggilan dan pertemuan sedang berlangsung saat ini,” katanya.  

Meski demikian, Trump enggan memberikan detail lebih lanjut mengenai pertemuan-pertemuan yang dimaksudnya ataupun bukti nyata adanya kemauan menuju perdamaian. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper