Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan sanksi baru terhadap Rusia, usai serangan rudal dan pesawat nirawak yang mematikan di sebagian besar wilayah Ukraina.
Komentar Trump, yang disampaikan kepada wartawan di New Jersey pada Minggu (25/5/2025) waktu setempat sebelum dia menaiki Air Force One, muncul saat dia tampak frustrasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan keadaan perundingan yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata di Ukraina.
"Saya tidak senang dengan apa yang dilakukan Putin. Dia membunuh banyak orang, dan saya tidak tahu apa yang terjadi pada Putin. Saya sudah lama mengenalnya dan selalu akur dengannya, tetapi dia mengirim roket ke kota-kota dan membunuh orang, dan saya sama sekali tidak menyukainya," kata Trump dikutip dari Bloomberg, Senin (26/5/2025).
Trump berulang kali mempertanyakan apa yang salah dengan Putin saat dia berbicara kepada wartawan di bandara. "Kami sedang berbincang dan dia menembakkan roket ke Kyiv dan kota-kota lain. Saya sama sekali tidak menyukainya," ujarnya.
Trump dalam unggahan Truth Social pada hari Minggu mengatakan bahwa Putin sudah benar-benar gila. "Saya selalu mengatakan bahwa dia menginginkan seluruh Ukraina, bukan hanya sebagian saja, dan mungkin itu terbukti benar, tetapi jika dia melakukannya, itu akan menyebabkan jatuhnya Rusia!" kata Trump setelah dia kembali ke Washington.
Trump menyalahkan Zelenskiy, bersama dengan Putin dan mantan Presiden AS Joe Biden, atas perang tersebut.
Baca Juga
“Presiden Zelenskiy tidak menguntungkan negaranya dengan berbicara seperti itu. Semua yang keluar dari mulutnya menimbulkan masalah, saya tidak menyukainya, dan sebaiknya itu dihentikan," katanya dalam unggahan Truth Social.
Padahal sebelumnya, Presiden AS itu sudah tidak tertarik lagi dengan gagasan untuk meningkatkan tekanan pada Putin dengan sanksi pada awal bulan ini. Kemungkinannya termasuk sanksi baru yang menargetkan perdagangan minyak Rusia atau perusahaan minyak Rosneft.
Pihak berwenang Ukraina mengatakan sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan udara Rusia semalam, yang mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk memperbarui seruannya agar sanksi lebih dijatuhkan. Serangan itu bertepatan dengan hari ketiga pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina.