Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putin Usulkan Perundingan Langsung Rusia-Ukraina di Instanbul

Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan adanya pembicaraan langsung dengan Ukraina pada 15 Mei mendatang di Istanbul, Turki.
Presiden Rusia Vladimir Putinberbicara melalui tautan video pada hari penutupan KTT Ke-15 BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis, 24 Agustus 2023./Bloomberg-Leon Sadiki
Presiden Rusia Vladimir Putinberbicara melalui tautan video pada hari penutupan KTT Ke-15 BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis, 24 Agustus 2023./Bloomberg-Leon Sadiki

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan adanya pembicaraan langsung dengan Ukraina pada 15 Mei mendatang di Istanbul, Turki. Dia menyebut pembicaraan ini bertujuan untuk mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan.

Dilansir Reuters pada Minggu (11/5/2025), pemimpin Rusia itu ingin pembicaraan mendatang di Istanbul dapat mengatasi akar penyebab perang dan membangun perdamaian, sehingga bukan sekadar jeda perang saja.

“Kami mengusulkan agar Kyiv [Ukraina] melanjutkan negosiasi langsung tanpa syarat apa pun. Kami tawarkan kepada otoritas Kyiv untuk mulai bernegosiasi pada hari Kamis di Istanbul,” ujar Putin.

Putin menambahkan, dirinya akan segera berbicara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan untuk membantu memfasilitasi pembicaraan tersebut.

“Usulan kami, seperti kata orang, sudah ada di atas meja. Sekarang keputusan ada di tangan otoritas Ukraina dan para penasihat mereka, yang tampaknya lebih dipandu oleh ambisi politik pribadi daripada kepentingan rakyat mereka,” singgung dia.

Seperti diketahui, usulan Putin mengadakan pembicaraan langsung itu muncul setelah negara-negara besar Eropa menuntut Putin menyetujui gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari. Jika ini tidak diindahkannya, maka Rusia akan menghadapi sanksi baru yang besar.

Merespons itu, Putin menyatakan bahwa Rusia beberapa kali telah mengusulkan gencatan senjata, termasuk moratorium untuk tidak menyerang fasilitas energi, gencatan senjata saat Paskah, dan terbaru gencatan senjata selama 72 jam dalam rangka memperingati 80 tahun kemenangan dalam Perang Dunia II.

Namun, nyatanya baik Rusia maupun Ukraina saling menuduh telah melanggar usulan gencatan senjata sementara, termasuk pada 8–10 Mei kemarin.

Meski demikian, dalam tanggapannya Putin tak menutup kemungkinan selama pembicaraannya dengan Ukraina di Turki nanti akan menyepakati “gencatan senjata baru”.

“Kami tidak mengesampingkan bahwa selama negosiasi ini akan mungkin untuk menyetujui beberapa gencatan senjata baru, pada gencatan senjata baru,” katanya sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Minggu (11/5/2025).

Rusia-Ukraina akan Damai?

Sementara menerka-nerka apakah pertemuan antara Putin dengan Ukraina mendatang di Istanbul akan menciptakan kesepakatan baru menuju perdamaian, Putin tetap teguh dengan syarat-syaratnya untuk mengakhiri perang, meski mendapat tekanan dari Trump ataupun negara-negara Eropa.

Sebagaimana yang dirinya tegaskan pada Juni 2024 lalu, Putin mengatakan Ukraina harus secara resmi melepaskan keinginannya bergabung dengan NATO dan menarik pasukannya dari seluruh wilayah atau empat wilayah Ukraina yang diklaim milik Rusia.

Bahkan, pejabat Rusia juga mengusulkan agar Amerika Serikat mengakui kendali Rusia atas sekitar seperlima wilayah Ukraina dan menuntut Ukraina tetap bersikap netral. 

Kemudian, Putin juga sempat menyoroti draf kesepakatan tahun 2022 yang sempat dinegosiasikan Rusia dan Ukraina tak lama setelah invasi dimulai. 

Dalam draf tersebut, Ukraina bersedia bersikap netral secara permanen dengan imbalan jaminan keamanan internasional dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yakni Inggris, Cina, Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat.

“Bukan Rusia yang menghentikan perundingan pada 2022. Kyiv lah yang melakukannya. Rusia siap bernegosiasi tanpa prasyarat,” tutur Putin.

Lebih jauh, Putin mengucapkan terima kasih kepada China, Brasil, negara-negara Afrika dan Timur Tengah, serta Amerika Serikat atas upaya mereka menjadi mediator antara negaranya dengan Ukraina.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper