Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pintu Kapel Sistina Ditutup, Konklaf Pemilihan Paus Baru Resmi Dimulai

Extra omnes! Pintu Kapel Sistina telah tertutup, pertanda dimulainya proses pemilihan Paus baru oleh para kardinal.
Kapel Sistina / www.museivaticani.va
Kapel Sistina / www.museivaticani.va

Bisnis.com, JAKARTA — Para kardinal Katolik yang akan memilih Paus berikutnya telah dikunci di balik pintu kayu tebal Kapel Sistina, Vatikan pada Rabu (7/5/2025). Mereka 'diasingkan dari dunia' untuk memilih sosok pemimpin umat Katolik sedunia.

Sebanyak 133 kardinal pemilih berjalan perlahan ke kapel sebelum mengambil sumpah kerahasiaan abadi di bawah tatapan Kristus—sebuah ritual yang berasal dari abad pertengahan.

Uskup Agung Diego Ravelli kemudian memberi instruksi dalam Bahasa Latin, agar semua yang tidak terlibat dalam konklaf untuk pergi.

"Extra omnes! [Semua orang keluar]," ujar Ravelli, seperti dilansir dari Reuters pada Rabu (7/5/2025).

Pintu kapel tertutup, memungkinkan para kardinal mengadakan pemungutan suara pertama mereka untuk mencari pengganti Paus Fransiskus, yang wafat bulan lalu.

Tidak ada paus yang terpilih pada hari pertama konklaf selama berabad-abad, pemungutan suara dapat berlanjut selama beberapa hari sebelum satu orang memperoleh mayoritas dua pertiga suara yang diperlukan untuk menjadi paus ke-267.

Hanya akan ada satu pemungutan suara pada hari ini. Setelah itu, bisa ada sebanyak empat pemungutan suara dalam satu hari.

Satu-satunya sinyal yang diharapkan dari para kardinal selama konklaf adalah asap dari cerobong di atas kapel, saat para pemuka agama membakar surat suara mereka.

Asap hitam menandai pemungutan suara belum menunjukkan hasil akhir. Adapun, asap putih dan denting lonceng menandakan bahwa gereja yang beranggotakan 1,4 miliar orang itu telah memiliki pemimpin baru.

Sebanyak 133 kardinal dari 70 negara diperkirakan akan memasuki Kapel Sistina. Jumlahnya bertambah dari 115 kardinal dari 48 negara pada konklaf terakhir pada 2013—pertumbuhan yang mencerminkan upaya mendiang Paus Fransiskus selama 12 tahun masa jabatannya untuk memperluas jangkauan Gereja.

Tidak ada calon favorit yang jelas muncul, meskipun Kardinal Italia Pietro Parolin dan Kardinal Filipina Luis Antonio Tagle dianggap sebagai calon terdepan.

Andaikan segera menjadi jelas bahwa keduanya tidak akan menang, suara kemungkinan akan beralih ke pesaing lain, dengan para elektor mungkin bersatu berdasarkan geografi, kesamaan doktrinal, atau bahasa yang sama.

Sekitar 80% dari elektor kardinal ditunjuk oleh Fransiskus, meningkatkan kemungkinan bahwa penggantinya akan dengan cara tertentu melanjutkan kebijakan progresifnya, meskipun ada penolakan keras dari kelompok tradisionalis.

Di antara pertimbangan mereka adalah apakah mereka harus mencari seorang Paus dari belahan bumi Selatan di mana jemaatnya sedang bertumbuh, seperti yang mereka lakukan pada 2013 dengan Paus Fransiskus, dari Argentina, menyerahkan kendali kepada Eropa, atau bahkan memilih Paus pertama dari Amerika Serikat (AS).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper