Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadinal Turkson Masuk Bursa Calon Paus Kulit Hitam Pertama dalam Sejarah

Mengenal Kardinal Turkson, salah satu kardinal yang masuk bursa calon Paus baru untuk Gereja Katolik.
Empat kardinal yang digadang-gadang menjadi calon kuat pengganti Paus Fransiskus untuk menjadi pemimpin Gereja Katolik Dunia. BBC
Empat kardinal yang digadang-gadang menjadi calon kuat pengganti Paus Fransiskus untuk menjadi pemimpin Gereja Katolik Dunia. BBC

Bisnis.com, JAKARTA - Kardinal Peter Kodwo Appiah Turkson dari Ghana kini menjadi sorotan setelah Gereja Katolik memasuki masa konklaf.

Masa konklaf kini menjadi yang paling dinantikan oleh umat Katolik setelah Paus Fransiskus dimakamkan.

Konklaf juga menjadi prosesi penting karena kekosongan jabatan. Salah satu yang masuk bursa calon paus yakni Kardinal Turkson.

Apabila dirinya terpilih, maka ia akan menjadi paus kulit hitam pertama dalam sejarah panjang dalam Gereja Katolik Vatikan.

Profil Kardinal Peter Kodwo Appiah Turkson

Kardinal Turkson merupakan keturunan Ghana yang kini berusia 76 tahun. Ia lahir pada 11 Oktober 1948 di Wassa Nsuta, wilayah barat Ghana.

Dikutip dari Antara, Turkson merupakan anak keempat dari sepuluh bersaudara dalam keluarga yang mencerminkan keberagaman agama.

Di mana ayahnya adalah seorang Katolik, sementara ibunya berasal dari kalangan Metodis.

Sebelum menjadi kardinal, Turkson menempuh pendidikan dasar keimamatannya di Ghana. Kemudian ia melanjutkan ke St. Anthony-on-Hudson Seminary di New York dan melanjutkan studi di Pontifical Biblical Institute di Roma, tempat ia memperoleh lisensiat dan menempuh studi doktoral dalam bidang Kitab Suci.

Ia kemudian ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1975, dan pada 1992 diangkat sebagai Uskup Agung Cape Coast oleh Paus Yohanes Paulus II. Sepuluh tahun kemudian, ia menjadi kardinal pertama dalam sejarah Ghana.

Adapun kariernya di Vatikan dimulai saat Paus Benediktus XVI menunjuknya sebagai Presiden Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian pada tahun 2009.

Pada posisi itu, ia memiliki peran penting dalam menyuarakan nilai-nilai keadilan sosial dan solidaritas internasional. Salah satunya adalah usulan pembentukan otoritas publik global dan sistem keuangan yang lebih etis.

Pada masa kepemimpinan Paus Fransiskus, ia dipercaya memimpin Dikasteri untuk Promosi Pembangunan Manusia Integral, sebuah lembaga baru yang menangani isu-isu kemanusiaan secara komprehensif.

Setelah masa jabatannya berakhir pada 2021, Turkson diangkat sebagai Kanselir Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Sosial, posisi yang masih ia emban hingga kini.

Dirinya pun pernah menjadi utusan perdamaian Vatikan untuk konflik di Pantai Gading dan Sudan Selatan.

Kariernya semakin cemerlang saat ia sering tampil dalam forum-forum global seperti Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Dalam pandangan sosialnya, ia dikenal sebagai figur moderat yang memiliki pemikiran terbuka terhadap perubahan. Meskipun berasal dari kawasan yang cenderung konservatif, ia beberapa kali menyampaikan kritik terhadap kebijakan anti-LGBTQ+ di Afrika dan aktif dalam isu-isu lingkungan, termasuk keadilan iklim.

Dirinya juga menguasai sejumlah bahasa asing termasuk Inggris, Prancis, Italia, Jerman, Latin, dan Ibrani, serta pemahaman lintas budaya menjadi keunggulan lain yang memperkuat posisinya sebagai kandidat.

Sebelumnya saat konklaf 2013 saat Paus Fransiskus terpilih, Nama Kardinal Turkson juga digadang-gadang menjadi calon. Kemudian pada wawancara dengan BBC pada 2023, Turkson mengaku bahwa dirinya mendoakan agar ia tidak terpilih menjadi paus.

Namun, pengamat menilai intensitas keterlibatannya dalam media dan kegiatan Gereja menunjukkan bahwa ia tetap menjadi salah satu kandidat paling disorot dalam pemilihan Paus kali ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper