Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Donald Trump mengusulkan agar Amerika Serikat (AS) mengambil alih Jalur Gaza dan memikul tanggung jawab untuk membangun kembali wilayah yang dilanda perang tersebut.
Hal tersebut dia ungkapkan dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (4/2/2025) waktu setempat di Gedung Putih.
“AS akan mengambil alih Jalur Gaza. Kami akan memilikinya dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi tersebut. Ratakan lokasi, dan singkirkan bangunan-bangunan yang hancur, ratakan, ciptakan pembangunan ekonomi yang akan menyediakan lapangan kerja dan perumahan dalam jumlah tak terbatas bagi masyarakat di wilayah tersebut," kata Trump.
Trump menyatakan dirinya terbuka untuk mengerahkan pasukan AS guna mengamankan wilayah tersebut. Trump menuturkan dia akan melakukan apa yang diperlukan dan melihat kehadiran AS di wilayah yang diperebutkan tersebut sebagai posisi kepemilikan jangka panjang.
Trump, yang juga merupakan pengembang real estat lama di New York ini melukiskan visi “Riviera di Timur Tengah” dengan proyek konstruksi “kelas dunia”.
Netanyahu tampak senang namun tidak sepenuhnya mendukung usulan tersebut, yang jika dilaksanakan, akan mewakili intervensi baru AS di Timur Tengah dan menjungkirbalikkan doktrin kebijakan luar negeri selama beberapa dekade. Perdana Menteri Israel menggambarkan usulan Trump sebagai gagasan yang berbeda dari gagasannya namun patut diperhatikan.
Baca Juga
“Kami sedang membicarakannya, dia menjajakinya dengan orang-orangnya, dengan stafnya. Saya pikir ini adalah sesuatu yang bisa mengubah sejarah dan sungguh bermanfaat untuk menempuh jalan ini," kata Netanyahu.
Trump juga mengulangi seruan kepada negara-negara lain di wilayah tersebut untuk menerima warga Palestina dari Jalur Gaza, meskipun negara-negara tetangga menyatakan secara terbuka bahwa mereka tidak tertarik untuk melakukan hal tersebut. Trump menuturkan, Palestina tidak boleh melalui proses pembangunan kembali sendiri.
“Sebaliknya, kita harus pergi ke negara-negara lain yang berkepentingan dengan hati kemanusiaan, dan ada banyak dari mereka, yang ingin melakukan hal ini, dan membangun berbagai wilayah yang pada akhirnya akan diduduki oleh 1,8 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza, mengakhiri kematian dan kehancuran dan nasib buruk," katanya
Trump juga mengatakan dia akan mengunjungi Israel, Arab Saudi, dan Jalur Gaza selama perjalanan luar negeri mendatang.
Sebelumnya di Ruang Oval, Trump mengatakan negara-negara sangat kaya akan menyediakan lahan, dan beberapa kawasan dapat dibangun untuk menampung warga Palestina secara permanen “di mana mereka dapat menjalani kehidupan yang indah.” Dia berpendapat bahwa perkembangan baru ini akan cukup baik sehingga para pengungsi Palestina tidak ingin kembali ke tanah air mereka.
Ketika ditanya apakah AS dapat membantu mencapai kesepakatan yang menormalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel tanpa negara Palestina, Trump menyatakan keyakinannya bahwa Saudi akan mendukung proposal tersebut, dan menunjukkan bahwa mereka dan negara-negara lain akan menyambut baik pendekatan baru untuk mengatasi konflik di wilayah tersebut.
“Arab Saudi akan sangat membantu dan mereka sangat membantu,” kata Trump. “Tetapi semua orang merasa bahwa melanjutkan proses yang sama yang telah berlangsung selamanya, berulang-ulang, dan kemudian hal itu dimulai dan kemudian pembunuhan dimulai, dan semua masalah lainnya pun dimulai. Dan Anda berakhir di tempat yang sama, dan kami tidak ingin hal itu terjadi.”
Netanyahu mengatakan dia yakin perdamaian antara Israel dan Arab Saudi tidak hanya mungkin terjadi, tetapi akan terjadi.