Bisnis.com, JAKARTA - Hamas membebaskan tiga sandera Israel pada Sabtu (1/2/2025), sementara Israel membebaskan 183 tahanan Palestina sebagai bagian dari gencatan senjata yang bertujuan mengakhiri konflik selama 15 bulan di Gaza.
Melansir Reuters, Sabtu (1/2/2025), Ofer Kalderon, warga negara ganda Prancis-Israel, dan Yarden Bibas diserahkan kepada petugas Palang Merah di Khan Younis, Gaza selatan, sebelum dipindahkan ke Israel. Warga Israel-Amerika Keith Siegel dibebaskan secara terpisah di pelabuhan Kota Gaza.
Beberapa jam kemudian, 183 tahanan Palestina meninggalkan penjara Israel. Dari jumlah itu, 150 orang tiba di Gaza, sementara 32 lainnya turun dari bus di Ramallah, Tepi Barat, di mana mereka disambut oleh massa yang bersorak. Satu tahanan dikabarkan akan diasingkan ke Mesir, menurut kantor media tahanan Hamas.
"Saya merasa bahagia meskipun telah melewati perjalanan penuh penderitaan. Hukuman seumur hidup telah berakhir , dan suatu hari nanti pendudukan juga akan berakhir," ujar Ali Al-Barghouti, yang sebelumnya menjalani dua hukuman seumur hidup di penjara Israel.
Di perbatasan Rafah yang kembali dibuka, sejumlah anak-anak penderita kanker dan penyakit jantung menjadi kelompok pertama yang diizinkan keluar dari Gaza untuk menjalani perawatan medis di Mesir.
Namun, pejabat senior Kementerian Kesehatan Gaza Mohammad Zaqout menilai jumlah pasien yang diizinkan bepergian masih jauh dari cukup, dengan sekitar 18.000 orang yang membutuhkan layanan kesehatan lebih baik.
Baca Juga
Di Israel, massa berkumpul di "Hostage Square," Tel Aviv, menyaksikan momen pembebasan para sandera melalui layar raksasa. Sorak sorai dan tepuk tangan bercampur dengan tangis haru saat ketiga pria itu muncul di layar.
Kalderon, yang kedua anaknya telah dibebaskan dalam pertukaran sandera pertama pada November 2023, serta Bibas, sempat berdiri di atas panggung di Khan Younis, di depan poster sejumlah tokoh Hamas, termasuk Mohammad Deif—mantan komandan militer Hamas yang kematiannya dikonfirmasi pekan ini—sebelum akhirnya diserahkan kepada petugas Palang Merah.
"Ofer Kalderon akhirnya bebas! Kami merasakan kelegaan dan kebahagiaan luar biasa bagi keluarga serta orang-orang yang mencintainya setelah 483 hari dalam penderitaan tak terbayangkan," ujar Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pernyataan resminya.
Berbeda dengan serah terima sebelumnya yang diwarnai kekacauan pada Kamis lalu—saat petugas Hamas kesulitan melindungi sandera dari kerumunan yang berdesakan—proses kali ini berlangsung lebih tertib.
Namun, momen tersebut tetap menjadi ajang unjuk kekuatan bagi Hamas. Para pejuang bersenjata mereka berparade di lokasi penyerahan, menegaskan kembali dominasi kelompok itu di Gaza meskipun mengalami kerugian besar selama perang.