Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Israel - Hamas Sepakat Gencatan Senjata, Akhiri Perang di Gaza

Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Gaza yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina.
Seorang pria melambaikan bendera Palestina saat warga Palestina bereaksi terhadap berita kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dengan Israel, di Deir Al-Balah, Jalur Gaza tengah, 15 Januari 2025./Reuters-Ramadhan Abed
Seorang pria melambaikan bendera Palestina saat warga Palestina bereaksi terhadap berita kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dengan Israel, di Deir Al-Balah, Jalur Gaza tengah, 15 Januari 2025./Reuters-Ramadhan Abed

Bisnis.com, JAKARTA – Negosiator akhirnya mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza.

Melansir Reuters, Kamis (16/1/2025), kesepakatan ini diumumkan oleh AS dan Qatar, mengakhiri konflik 15 bulan yang menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan memanaskan ketegangan di Timur Tengah.

Kesepakatan ini menetapkan gencatan senjata selama enam minggu sebagai langkah awal, diikuti penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza dan pembebasan sandera Hamas sebagai ganti pembebasan tahanan Palestina di Israel.

Fase pertama kesepakatan mencakup pembebasan 33 sandera Israel, termasuk wanita, anak-anak, dan pria berusia di atas 50 tahun.

Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengumumkan bahwa gencatan senjata akan dimulai pada hari Minggu mendatang. Para negosiator aktif menyusun langkah-langkah implementasi.

Presiden AS Joe Biden menyatakan kesepakatan ini akan menghentikan kekerasan, membuka jalur bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina, dan menyatukan kembali sandera dengan keluarga mereka setelah lebih dari setahun dalam penawanan.

Warga Gaza merayakan di jalan-jalan, meskipun wilayah tersebut mengalami krisis kemanusiaan dengan kelangkaan pangan, air, dan bahan bakar yang parah.

“Saya bahagia, meski menangis. Ini tangisan kegembiraan,” ujar Ghada, seorang ibu dari lima anak yang kini menjadi pengungsi.

Di Tel Aviv, keluarga sandera Israel dan kerabat mereka menyambut berita ini dengan penuh haru.

"Kami, keluarga dari 98 sandera, menyambut dengan suka cita dan kelegaan luar biasa atas perjanjian yang membawa harapan untuk memulangkan orang-orang tercinta kami," kata kelompok keluarga sandera dalam pernyataan resmi.

Kesepakatan ini lahir dari proses negosiasi panjang dan berliku yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar dengan dukungan AS. Pengumuman ini datang menjelang pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump pada 20 Januari mendatang.

Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi juga menyampaikan dukungan terhadap kesepakatan ini melalui unggahannya di platform X.

Jika sukses, gencatan senjata bertahap ini diharapkan menghentikan pertempuran yang telah menghancurkan Gaza, meratakan sebagian besar kawasan perkotaan, dan membuat mayoritas dari 2,3 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal.

Sami Abu Zuhri, seorang pejabat Hamas, menyebut kesepakatan ini sebagai pencapaian besar. Kelompok ini menyatakan persetujuan resmi kepada mediator untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Di Israel, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Hamas telah menghapus tuntutan di menit-menit terakhir, namun beberapa rincian kesepakatan masih belum tuntas.

"Kami berharap semua detail terselesaikan malam ini," bunyi pernyataan tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper