Bisnis.com, RIO DE JANEIRO -- Pertemuan pemimpin negara G20 telah menghasilkan deklarasi bersama atau Leaders' Declaration di penghujung hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Senin (18/11/2024).
Dilansir dari situs resmi pemerintah Brasil, pemimpin negara G20 menyatakan agenda KTT pada tahun ini ditujukan untuk menangani berbagai tantangan utama, termasuk krisis ekonomi dan geopolitik di tingkat global. Presidensi G20 Brasil pun mengambil tema 'Building a Just World and Sustainable Planet'.
Berdasarkan dokumen Leaders' Declaration yang dilihat Bisnis, negara G20 menyoroti agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs yang progresnya masih 17% namun tenggat waktunya sudah akan habis dalam enam tahun mendatang atau 2030.
Ketimpangan masih terjadi dan dinilai sebagai akar dari berbagai permasalahan dunia. Meski demikian, negara-negara G20 menilai adanya prospek yang baik dari situasi soft landing pada ekonomi global.
Lebih lanjut, berbagai tantangan dipastikan tetap ada. Untuk itu, para bank sentral di negara G20 dipastikan masih berkomitmen untuk mencapai stabilitas harga, sebagaimana kebijakan fiskal. Aktivitas ekonomi pun dipandang masih resilien di berbagai negara, serta inflasi global turun dari tingkat sebelumnya.
"Namun, pertumbuhan masih sangat timpang di berbagai negara sehingga berkontribusi pada risiko divergensi ekonomi," bunyi Leaders' Declaration KTT G20 Brasil seperti dikutip, Selasa (19/11/2024).
Baca Juga
Di sisi lain, Forum G20 turut menyoroti penderitaan manusia akibat perang dan konflik yang terjadi di beberapa wilayah dunia. Situasi di Gaza, Lebanon, dan Ukraina tak luput dari sorotan pada tahun ini. Negara-negara G20 pun menekankan perlunya perluasan pemberian bantuan kemanusiaan secara mendesak serta perlindungan kepada warga sipil.
"Kami menyoroti penderitaan dan dampak negatif dari perang. Menegaskan hak bangsa Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri, kami mengulang kembali komitmen terhadap Solusi Dua Negara di mana Israel dan Palestinan hidup berdampingan dengan damai dalam batas-batas aman dan diakui, konsisten dengan hukum internasional serta resolusi PBB yang relevan," bunyi deklarasi itu.
Forum G20 juga menyatakan bersatu dalam mendukung gencatan senjata secara menyeluruh di Gaza sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 2735.
Isu Kelaparan hingga Pajak para 'Crazy Rich' Dunia
Aliansi global yang diluncurkan Presidensi G20 Brasil pada hari pertama KTT memiliki sejumlah strategi untuk mengatasi masalah kelaparan dan kemiskinan. Beberapa program yang menjadi andalan antara lain, transfer uang tunai, pengembangan program makan bergizi di sekolah, serta meningkatkan sistem pembiayaan formal maupun mikro.
Merujuk pada inisiatif yang diluncurkan, Aliansi Global itu menargetkan pemberantasan kelapadan dan kemiskinan pada 2030. Presiden RI Prabowo Subianto, yang turut hadir mewakili Indonesia sebagai negara anggota, turut berkomitmen untuk mewujudkan target tersebut.
Di sisi lain, G20 Brasil turut mendukung Deklarasi Tingkat Menteri tentang Kerja Sama Perpajakan Internasional. Forum mengapresiasi reformasi perpajakan domestik yang dilaksanakan masing-masing negara anggota G20, untuk menangani ketimpangan serta mendorong sistem perpajakan lebih adil dan progresif.
Adapun, mengenai proposal untuk memajaki individu dengan kekayaan sangat tinggi (HNWI), G20 menyatakan bakal menghormati kedaulatan pajak masing-masing negara.
"Dengan penghormatan penuh terhadap kedaulatan pajak, kami akan berusaha untuk terlibat secara kooperatif guna memastikan individu dengan kekayaan sangat tinggi dipajaki secara efektif," bunyi dokumen tersebut.
Kerja sama dimaksud meliputi pertukaran praktik terbaik, mendorong perdebatan soal prinsip-prinsip pajak, serta merancang mekanisme-mekanisme anti penghindaran pajak. Kerja sama negara G20 juga akan mengatasi soal praktik-praktik perpajakan yang berbahaya.
Selanjutnya, Forum G20 turut menyambut kemajuan terkait dengan Solusi Dua Pilar (Two-Pillar Solution) di bawah Kerangka Inklusif atau Inclusive Framework (IF). Mereka juga menegaskan komitmen terhadap Statement IF Oktober 2021 tentang Solusi Dua Pilar dalam Mengatasi Tantangan Perpajakan dari Digitalisasi Ekonomi.
Transisi Energi
Pada sektor transisi energi dan perubahan iklim, G20 menegaskan kembali Perjanjian Paris soal menahan peningkatan suhu secara global di bawah 2 derajat celsius di atas level pra-industri. Forum juga akan tetap mengejar usaha untuk membatasi kenaikan suhu ke 1,5 derajat celsius di atas level pra-industri.
Di sisi lain, G20 turut menyambut dan sepenuhnya menganut hasil dari Konferensi Perubahan Iklim PBB atau COP28 di dubai serta khususnya Konsensus Uni Emirat Arab serta Global Stocktake Perjanjian Paris pertama (GST-1).
Dari sisi pembiayaan transisi energi, G20 Brasil kembali menegaskan Leader's Declaration KTT G20 India, khususnya soal perlunya meningkatkan pembiayaan iklim.
"Kami mengulangi pengakuan terhadap Deklarasi Pemimpin G20 di New Delhi yang fokus pada kebutuhan untuk secara cepat dan substantif meningkatkan pebiayaan iklim dari miliaran ke triliunan pada berbagai sumber," bunyi dokumen tersebut.
G20 menyatakan tetap teguh terhadap komitmen melawan kelaparan; kemiskinan serta ketimpangan dan mendorong pembangunan berkelanjutan pada dimensi ekonomi, sosial serta lingkungan; dan mereformasi tata kelola global.
"Kami menyambut ambisi Arab Saudi untuk lebih awal menjadi tuan rumah Presidensi G20 di siklus berikutnya [2025]. Kami berterima kasih kepada Brasil atas kepemipinannya di tahun ini, serta menanti-nanti kerja sama dnegan Presidensi G20 di bawah Afrika Selatan dan bertemu lagi di Amerika Serikat pada 2026," bunyi simpulan Leader's Declaration KTT G20 Brasil.